27. 💓

16 4 14
                                    


🦊🦊🦊🦊🦊🦊

Jean menutup kaca helmnya, menundukkan badan agar nyaman saat menyetir, kaki kirinya naik untuk tancap gas dan mereka berdua pun pergi darisana menyusul temannya yang lain.

"Gi, dimana?" tanya Jean melalui interkom helm yang terhubung dengan panggilannya bersama Gio.

"Cek GPS, lurus terus aja bentar lagi motor gua bakalan lewat sana"

"Masih di kejar?" Jean menengok ke kanan dan kiri, mengecek situasi karena mereka sudah berada di jalanan yang cukup besar dengan risiko paparazi dari warga jika terjadi sesuatu yang aneh. Mereka kan hampir seperti lagi tawuran.

"Masih, jangan di bawa ke Victor, bawa aja ke tanah bekas balapan bulan lalu," suruh Gio.

"Oke."

"Itu motor Gio," tunjuk Theo saat motor Gio yang masih berboncengan dengan Agra melewati mereka.

Jean pun memutar stir motor ke kanan, mengikuti Gio seperti formasi awal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jean pun memutar stir motor ke kanan, mengikuti Gio seperti formasi awal. Di ujung sana, terlihat Pangeran yang juga menunggu dan ikut menyusul berjalan beriringan dengan motor Jean.

"Anjir,"

Theo menengok ke belakang dimana Hugo masih semangat mengejar tapi bedanya Hugo sudah tidak lagi memakai helm, jadi Theo bisa melihat jelas luka apa saja yang ada di wajah musuhnya itu.

"Hidung dia berdarah gara-gara siapa dah?"

"Gue," jawab Jean memang sempat menghajar Hugo sebentar karena yang mengejarnya saat berpencar dengan Theo tadi adalah Hugo.

"Tulang hidungnya retak dah bro kayaknya," Theo dengan tengil mengacungkan jari tengah dari kedua tangannya pada Hugo.

"Songong lo anjing!" pekik Hugo kesal.

"Pantat ayam hidung retak," balas Theo meledek.

Saat mereka melewati pertigaan jalan, tiba-tiba ada dua orang pengendara motor besar dari arah kanan dan kiri mengklakson mereka dengan membawa anggota di belakangnya.

Lalu, mengikuti dan membuat formasi melingkar untuk melindungi Gio, Agra, Jean, Theo, dan Pangeran.

"Timing pas ngga?" tanya salah satu dari mereka sambil membuka kaca helm.

Jean tersenyum dari balik helm, lalu mengacungkan jempol padanya. Sementara, Theo dan Agra saling bertosan lega.

Akhirnya mereka ngga jadi susah payah menghadapi Hugo lebih jauh, karena sudah pasti cowo itu mundur duluan melihat betapa banyaknya orang yang membantu mereka sekarang.

"Siapa yang ngabarin?" tanya Gio memelankan laju motornya.

Jeffry menunjuk motor di sampingnya, dimana Jean yang menyetir.

Gio pun mendengus pelan, lalu menghentikan motornya ketika sampai di pinggir jalan yang sepi, melihat ke belakang dimana gerombolan Hugo sudah tidak ada lagi.

Who Am I? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang