30.

17 4 6
                                    

🦊🦊🦊🦊🦊

"Buruan pada pulang!" Theo melirik sinis Keynzo dan Gio secara bergantian.

Keynzo yang lagi makan sate hanya mendengus. "Mau gue cepuin?"

Mereka berempat masih disini, di rooftop, duduk bersama di karpet walaupun salah satu dari mereka memiliki perasaan canggung dan malu.

"Lagian salah lu cipokan sembarangan," celetuk Keynzo.

Theo berdecak, "Ngga usah di bahas lah!"

Gio yang dari tadi sibuk bermain gitar pun merasa bosan, kemudian dengan sengaja ia menarik kerah Keynzo.

"Balik nyet,"

"Sabar, masih 5 tusuk lagi."

"Makan sambil jalan,"

"Ngga di ajarin lu kalo makan ngga boleh sambil jalan?"

"Bacot lama." Gio melirik sebentar pada Alya dimana cewe itu hanya menunduk sambil menekuk kakinya. "Buru nyet, ngga enak disini kasian cewenya canggung," bisiknya.

Keynzo pun mengangguk, ia berdiri dan memakan satenya sambil berjalan.

"Cabut dulu, Yo," pamit Gio karena Keynzo sudah turun duluan.

Theo hanya mengangguk dan membiarkan kedua temannya pergi tanpa protes karena emang sedari tadi ia ingin mereka cepat-cepat pergi dari sini.

Alya memandang ke arah pintu rooftop, lalu kembali menunduk.

Theo menyadari hal itu. "Gua minta maaf,"

"It's okay, gua juga salah,"

"Lo benci... gue?"

Alya mendongak, "Gue mau pulang, Yo,"

Theo terdiam sejenak, sedikit tertegun karena perkataannya tadi sama sekali tidak di respon.

"Yaudah ayo pulang..."

Selama perjalanan pulang, mereka sama-sama diam dalam pikirannya masing-masing. Theo mengantar Alya sampai di depan pintu kossannya, ia melambaikan tangan sebelum pamit tapi Alya hanya memasang wajah tak berekspresi.

Theo jadi bingung sendiri.

"Gua pamit ya... hati-hati sendirian di kossan," ucapnya.

"Iya," balas Alya, ia langsung masuk ke dalam.

Theo menghela nafas, ia pun memutuskan untuk segera pergi saja dari sana dan kembali pulang, tapi baru saja ia melangkah kaki menuruni tangga, langkahnya tiba-tiba terhenti ketika sebuah tangan menahan pundaknya dari belakang.

Theo berbalik dan terkejut saat melihat siapa yang ada disana.

"Al? Kok balik lagi?"

Alya membuka telapak tangan Theo dan memberinya sebuah salep. "Obatin luka di bibir lo, itu tambah merah..." ucapnya langsung pergi kembali masuk.

Theo seketika menahan senyum. Ia memandang salep tersebut salah tingkah.

"Kirain lo marah..." gumamnya.

🦊🦊🦊🦊🦊

Theo :

Theo :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Who Am I? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang