24.

16 1 9
                                    


PLISSSSS KANGEN GIO SAMA CICI GA SIHHHHHHHH


🦊🦊🦊🦊🦊🦊

Alya mengangkat layar ponselnya tinggi-tinggi sambil menautkan kedua alisnya heran.

Ngga ada angin, ngga ada hujan, apalagi ini tengah malam, Theo mengiriminya pesan bertanya ia sudah tidur atau belum.

Aneh.

Agak ragu ingin membalas atau tidak, cuma karena pesannya sudah ia buka, mau tidak mau ia harus membalas pesan tersebut.

Alya : udah

Theo is typing...

"Cepet banget langsung typing," Sambil menunggu balasan dari Theo, Alya membuka aplikasi yang lain walaupun layarnya hanya bergeser-geser acak saja.

Theo is calling...


"Anjing."

Alya jelas menolak panggilan tersebut.



Theo : susah ngetik

Alya : vn bisa gausah telp

Theo : oke

Theo : sent a voice note
(Gua ngga bisa tidur, bingung harus ngapain, udah di buat beresin kamar, badan capek, tp masih gabisa tidur.)

Alya : kenapa gabisa?

Theo : gatau bingung

Alya : ya pasti kan ada yg di pikirin makanya gabisa tidur

Alya : kecapean kali

Theo : sent a voice note
(Biasanya kalo kecapean gue langsung tidur, Al. Tapi ini kok ngga ya...?)

Alya : ga enak badan kah?

Theo : ngga juga sih

Alya : lagi ada masalah mungkin, coba aja meremin matanya terus itung angka sampe lo ketiduran

Theo : emang bisa langsung tidur?

Alya : kalo gue sih bisa, ngga tau kalo di lo

Theo : oke

Alya : heem

Theo : makasi al

Alya : ya sama sama
(Read.)

Pesan pada hari itu berakhir disana. Alya pun menaruh ponselnya di atas nakas, kembali bersiap tidur dan mulai memejamkan mata kala kantuk menghampiri.

Sedangkan, disisi lain...

Theo lagi berusaha keras untuk bisa tertidur dengan melakukan hal yang Alya katakan untuk terus memejamkan mata sambil berhitung sampai ia ketiduran. Demi Tuhan, dia tidak mau menonton film horror lagi.

"450, 451, 452, 433, 434, 1, 2, 3──" Ia pun sudah tidak sadarkan diri dan mulai tertidur seperti biasanya.

🦊🦊🦊🦊🦊

Keesokan harinya, Alya bersiap-siap untuk pergi berjualan di angkringan bersama dengan Zennaya. Alya sangat kewalahan membawa 2 box berisi frozen food yang lumayan besar dengan segala tata bengeknya untuk bisa sampai ke mobil dari lantai 3 kamar kosnya.

"Agak nyesel pilih lantai 3," gumamnya setelah meletakkan barang-barang di dalam bagasi mobil.

Zennaya ikut ngos-ngosan. "Gua bilang juga apa, pindah aja ke bawah."

Who Am I? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang