55.

9 1 9
                                    

Theo membenahi semua barang Alya ke dalam kardus. Sekitar 4 kardus ukuran besar berjejer rapih di ruang tamu dengan satu koper berisikan baju Alya.

Apart Theo sangat berantakan karena cowok itu sekalian membersihkan rumah dan menata ulang kembali letak perabotannya.

Keynzo yang sudah tahu kata sandi apart Theo pun main masuk aja nyelonong.

"Nyetel lagu Olivia biar makin sad," Cowok itu berjalan menyalakan televisi, membuka youtobe dan menyetel acak lagu galau dari penyanyi kelahiran 2003 tersebut. "Nahhh bron gulti aisen litle wailais yeeh," nyanyinya ngasal.

Theo terkekeh geli. Dia melempar Keynzo kertas sampah. "Jelek suara lu,"

"You talk talk talk to her," Keynzo semakin menjadi-jadi. "Ain't no funny? How you reeennn nee herrrr the seken det we called kuits,"

"Bahasa inggris lu jelek banget amit-amit,"

"You betreyyyd meeee and i know that you'll never fil sowwrryyy,"

Theo menggeleng kan kepalanya.

SSKA

Suka-suka Keynzo ajalah.

Theo mengambil beberapa figura di atas laci termasuk foto siluet perempuan yang ternyata itu adalah foto Olivia dulu, foto yang pernah Alya lihat beberapa waktu yang lalu. Theo membuangnya ke plastik sampah.

"AAAAAAAA AAAAAAA GOD I WISH THAT YOU THOUGHT THIS THROUGH BEFORE I WENT AND FELL IN LOVE WITH YOU,"

"AAAAAAA AAAAAAA WHEN SHE'S SLEEPIN IN THE BAD WE MADE DON'T YOU DARE FORGET ABOUT THE WAY,"

"YOU BETRAYED MEEE CAUSE I KNOW THAT YOU'LL NEVER FEEL SORRY FOR THE WAY I HURT."

"Berisik banget mending lu bantuin gua," decak Theo berjongkok membuka laci-laci dimana banyak barang yang sudah di terpakai.

Keynzo berhenti bernyanyi. "Lah gua kan tugasnya ngater barang ke Alya bukan bantuin lu beberes," kata Keynzo malah duduk leha-leha.

"Yaudah sana pergi," Theo menunjuk 4 kardus dan satu koper di samping sofa. "Bawa tuh,"

Keynzo beranjak melihat barang apa saja yang di bawanya. Ia membuka kardus tersebut yang belum di rekatkan dengan solasi. "Anjir."

Theo menoleh dan langsung berlari menghentikan Keynzo namun terlambat karena Keynzo sudah melihat isinya.

"Anj iseng banget tangan lu," gerutu Theo. "Itu barang cewek semua ngga ada yang berat kecuali koper."

Keynzo terkekeh, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Hehehehe ngga sengaja bos."

"Tai lu," Theo kembali berjalan ke arah laci. "Di tutup dulu Jo, solasinya di sana tuh."

"Oke." Keynzo merekatkan kardus-kardus tersebut secepat kilat. "Ini gua bolak-balik dong? Lu ngga nyewa orang buat turun ke bawah?"

"Lu bawa 4 kardus, gua koper."

"Anjir lu nyiksa gue namanya,"

"Yaudah dua dua kardusnya, baru balik lagi ngambil koper,"

"Lu ya yang balik lagi ngambil koper,"

"Iya udah gausah bawel,"

Keynzo mengangkat dua kardua keluar apart menuju bagasi mobilnya. Theo menyusul dengan membawa dua kardus juga. Lalu, ia kembali lagi dengan membawa koper berisikan baju-baju Alya selama disini. Keynzo segera pergi dari sana untuk menghampiri Indri lebih dulu baru ke kost Alya.

Theo berbalik arah menuju unitnya dan memasuki lift.

Selama di lift, dia melamun merenungi kenyataan bahwa Alya tidak akan pernah bisa kembali datang ke apartnya walau hanya sekedar berkunjung.

Who Am I? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang