Sepertinya ini sudah yang ketiga kalinya laki-laki itu mengubah posisi tidurnya. Bahkan sekarang matahari sudah muncul sempurna tapi dia masih bergelut di dalam selimutnya. Angkasa melihat sekilas, kemudian berjalan menuju sebuah komputer yang terletak di atas meja di sudut ruangan itu. Angkasa menyalakan komputer di depannya kemudian memainkan beberapa game, suara ketikan keyboard yang tengah dimainkan Angkasa ternyata mampu membuat laki-laki itu terusik dari tidurnya.
Samudra, dia menggeliat dan mengusap kasar matanya, dia kemudian terduduk sempurna saat melihat jam dinding di hadapannya itu, sekarang pukul 8.25 dan sekarang bukan hari Minggu berarti sudah dipastikan dia terlambat ke sekolah.
"Angkasa kenapa lo gak bangunin gua?" Ujar Samudra bergegas turun dari tempat tidurnya dia harus segera bersiap-siap.
"Udah gua bangunin" Jawab Angkasa melihat sekilas ke arah Samudra kemudian kembali melanjutkan game didepannya.
Samudra meraih handphone yang tergelak sembarang di kasurnya kemudian melihat ada notifikasi dilayar handphonenya.
"Bangun udah setengah delapan", "Mampus lo telat." Begitulah isi dua buah pesan singkat yang dikirimkan oleh Angkasa.
"Lo bangunin gua lewat chat?" Ujar Samudra tidak percaya. Kemudian dibalas anggukan oleh Angkasa.
"Lo kira chat bisa via mimpi apa?"
"Malas ngomong"
"Dan lo membiarkan gua telat, tidak berperikemanusiaan"
"Manusia lo?" Balas Angkasa membuat Samudra kesal adalah hobinya belakang ini.
"Sana pergi, ngocehnya lo pending dulu. Sekarang pukul setengah sembilan kalo lo lupa" Lanjut Angkasa saat melihat Samudra sudah mulai mengancang-ancang untuk mengomel.
Samudra menghirup dalam nafasnya "Untung kesabaran gua sedalam samudra kalau gak udah gua smackdown lo" Ujar Samudra sebelum akhirnya masuk dan menutup pintu kamar mandi.
Setelah buru-buru bersiap, walaupun dia tau tidak ada gunanya lagi karena sudah pasti dia telat. Samudra bergegas menuju sekolahnya. Tidak sampai lima belas menit sekarang Samudra sudah berada di depan gerbang sekolahnya bergabung bersama siswa telat lainnya. Mata samudra menangkap sosok yang dia kenal, Aurora si sahabat sepuluh tahun itulah julukan yang diberikan Juan untuk mereka. Benar sepertinya sudah lebih sepuluh tahun mereka saling mengenal dan berteman.
Samudra kemudian mendekat kearah Aurora yang sedang hormat ke tiang bendera dihadapannya.
"Si bocah malah ikutan telat" Bisik Samudra yang kini berada di belakang Aurora.
Aurora sedikit kaget, sebelum akhirnya menyadari orang itu lah yang penyebab dia telat hari ini. "Gara-gara lo" Ujar Aurora alisnya bertaut berarti dia sedang kesal.
"Kok gua?"
"Kenapa lo gak bangunin gua tadi pagi? Gua sengaja matiin alarm tunggu lo nelpon"
Samudra sedikit tersenyum mendengar penuturan gadis itu, bagaimana bisa ini salahnya"Kebo banget, udah dibilang habis alarm jangan tidur lagi" Balas Samudra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ujung Samudra
Teen FictionSamudra Arkasana "Kalian nunggu gua matikan? Tunggu sebentar lagi, sedang diusahakan" Angkasa Nathan Wijaya "Kalian cuma berusaha buat gua tetap hidup, tanpa pernah bertanya apa alasan gua ingin terus hidup" Aurora Raza Derandra "Sesekali tanyaka...