Chapter 45

125 15 1
                                    

Kilas Balik Ujung Samudra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kilas Balik Ujung Samudra

Kini Samudra tengah berlatih taekwondo, dan kebetulan lawannya hari ini adalah Juan. Semenjak kejadian di rumah sakit itu, ini adalah pertama kalinya Samudra dan Juan memiliki kesempatan untuk bertemu. Meskipun mereka sekelas, sejak kejadian itu, Samudra tidak lagi berhubungan dengan mereka. Bahkan, Samudra yang awalnya duduk di samping Juan kini memilih untuk pindah tempat duduk, Samudra datang terlambat dan pulang sangat cepat mereka tidak punya kesempatan.

Saat menerima aba-aba, pertandingan dimulai, dan kali ini Samudra yang menyerang pertama. Namun, serangannya berhasil dihindari oleh Juan. Pada serangan kedua Samudra, ia berhasil membuat Juan tersungkur. Semakin lama pertandingan berlangsung, semakin memanas, dan mereka bahkan mulai tidak memperhatikan aturan yang melarang saling melukai.

Peluit tanda pertandingan selesai, tetapi tidak mampu menghentikan mereka. Mereka terus saling menyerang. Keadaan mereka tidak jauh berbeda, namun jika dilihat, Juan tampak sedikit lebih parah. Pelatih yang melihat situasi tersebut mencoba untuk meredakan mereka, tetapi Juan berhasil menyerang balik dan mengunci Samudra.

"Jangan kekanak-kanakan anjing, gua gak bakal ninggalin lo" Bisik Juan kemudian mendorong kasar Samudra.

Samudra terus membersihkan ruang latihan sebagai bentuk hukumannya, merenungkan kejadian tadi. Namun tiba-tiba Juan melemparkan tas P3K ke arahnya, beruntung Samudra masih bisa menangkapnya dengan tangannya.

Samudra melihat ke dalam kotak P3K sejenak, lalu memperhatikan Juan yang sedang mengobati lukanya di depan cermin, tidak jauh darinya. Dia melihat Juan sesekali merintih kesakitan ketika obat merah itu menyentuh luka-lukanya. Samudra kemudian menatap bergantian antara Juan dan kotak P3K di tangannya.

"Sorry," ucap Samudra sangat pelan.

Juan, yang tadi sibuk mengobati lukanya, berhenti sejenak dan melihat ke arah Samudra.

"Anjing, akhirnya lo bisa minta maaf juga?" balas Juan dengan nada remeh.

Samudra hanya diam, merasa sangat bersalah atas pukulannya dan atas ucapan kasarnya sebelumnya.

"Merasa bersalah lo mukul gua?" Tanya Juan lagi.

"Bagus, tapi gua lebih marah dengar lo bilang gak butuh kita, Sa," lanjut Juan. Sungguh, yang dia katakan benar. Dia lebih sakit mendengar ucapan Samudra sore itu.

"Lo teman gua, Sa, jadi berhenti dorong gua menjauh."

"Karena gua gak akan pernah ninggalin lo," ujar Juan, menatap Samudra kemudian pergi meninggalkan Samudra yang terdiam.

"Lo teman gue, Sa, jadi berhenti ngejauhin gue," kata Juan dengan tulus.

"Gua gak tau alasan lo lakuin semua ini, tapi gue gak akan pernah ninggalin lo," ujar Juan, lalu pergi meninggalkan Samudra yang terdiam, meninggalkannya dengan pikiran-pikiran yang berputar di tengah suasana malam yang semakin dingin dan gerimis yang turun.

Ujung SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang