Chapter 20

160 13 0
                                    

Benar kata orang waktu berlalu dengan cepat, siapa sangka sekarang hari terakhir Samudra berumur enam belas tahun, besok dia resmi tujuh belas tahun, dia resmi memiliki ktp sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar kata orang waktu berlalu dengan cepat, siapa sangka sekarang hari terakhir Samudra berumur enam belas tahun, besok dia resmi tujuh belas tahun, dia resmi memiliki ktp sekarang.

"Happy birthday to you" Alunan lagu itu mengalun dari bibir Angkasa yang kini mulai masuk ke kamar Samudra. Ditangannya ada sepotong pizza sisa makan malam tadi, tidak lupa sebuah lilin putih berukuran besar di atasnya.

"Gak usah berisik, sekarang doa terus tiup" Ujar Angkasa, sebelum Samudra mengomel.

Samudra pasrah menutup matanya berdoa kemudian meniup lilin itu.

"Gua tau lo gak suka acara ulang tahun, tapi kali ini kata orang paling spesial jadi yang ini harus dirayain" Lanjut Angkasa.

"Kadonya besok, lo boleh pilih tapi yang murah, jangan lupa besok traktir gua"

Samudra mengangguk. Kemudian berkata "Makasi asa"

Dibalas anggukan oleh Angkasa. "Udah gitu doang?"

Lagi-lagi Samudra hanya mengangguk.

"Respon lo gak seru banget, terharu kek gitu"

"Makasi banget adek ku tersayang, gua terharu banget liat lilin besar lo" Ujar Samudra di lebay-lebaykan.

"Sayang banget gua sama lo" Lanjut Samudra memeluk erat Angkasa.

"Jijik banget"

"Lepas agj, woy Samudra gua gak bisa nafas goblok" Ujar Angkasa memberontak dari pelukan Samudra.

Tawa Samudra memenuhi ruangan itu.

"I love you asa" Ujar Samudra sambil berpura-pura mencium Angkasa.

"Samudra sialan" Ujar Angkasa melarikan diri ke kamarnya, sedangkan Samudra tertawa berhasil mengerjai Angkasa.

Setidaknya malam pertukaran umurnya kali ini, tidak sesepi biasa. Ternyata ulang tahun tidak terlalu buruk.

***

Samudra sudah dengan pakaian lengkapnya, kini turun bersiap untuk pergi hari ini dia ada janji dengan Aurora. Namun selangkah keluar dari rumah handphone miliknya berdering itu dari Angkasa.

"Sa lo dimana?" Ujar Angkasa dari sambungan telepon itu.

"Dirumah mau keluar, kenapa?"

"Good, tugas ketinggalan dimeja fotoin terus kirim ke gua" Ujar Angkasa.

"Dasar pikun, lo taro dimana?" Ujar Samudra kembali masuk ke dalam rumah.

Ujung SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang