Samudra Arkasana
"Kalian nunggu gua matikan? Tunggu sebentar lagi, sedang diusahakan"
Angkasa Nathan Wijaya
"Kalian cuma berusaha buat gua tetap hidup, tanpa pernah bertanya apa alasan gua ingin terus hidup"
Aurora Raza Derandra
"Sesekali tanyaka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Samudra berlari menuju ruang kesehatan Neo's setelah mendapat kabar Angkasa sempat drop dan di bawa ke ruang kesehatan.
Samudra membuka asal pintu dengan palang ruang kesehatan itu. Dia menerobos masuk tanpa izin mengedarkan pandangannya, sampai akhirnya pandangan menatap Angkasa yang tengah duduk bersandar di kasur.
"Jangan berisik sa, i'm okay" Ujar Angkasa sebelum Samudra mengeluarkan semua rentetan pertanyaannya.
Samudra mendekat memperhatikan Angkasa, sampai akhirnya dia menempelkan telapak tangannya tepat di dada Angkasa. Samudra bisa merasakan detak jantung Angkasa mulai teratur.
"Lo ikut olahraga asa?" Tanya Samudra memastikan apa penyebab Angkasa berbaring disini.
Dibalas gelengan oleh Angkasa.
"Obat? Lo lupa lagi?" Lanjut Samudra.
"Gak sa, gua gak ikut olahraga walaupun sebenarnya gua pengen banget sa, gua selalu minum pil-pil pahit itu sa"
"Gua ikutin semua saran dokter, gua relain hobi gua, di saat teman teman gua pada nongkrong gua pulang dan milih istirahat walaupun sebenarnya gua pengen banget ikut bareng mereka"
"Gua ikutin semua saran dokter, tapi sa lagi dan lagi gua bakal berakhir disini sa" Ujar Angkasa menepuk pelan kasur putih yang dia tiduri itu.
"Sorry asa" Ujar Samudra.
"Maaf lo harus ngelewatin ini semua asa" Ujar Samudra mendekap Angkasa.
"Makasih udah bertahan sampai sekarang, bertahan lagi ya asa" Lanjut Samudra mempererat pelukannya, berharap mengikis rasa putus asa Angkasa.
"Gua takut" Ujar Angkasa.
"Gua takut gua gak bisa bangun lagi sa" Lanjut Angkasa.
Samudra melepaskan pelukan dan beralih menatap netra Angkasa, takut dan putus asa.
"Sa lo pernah bilang gua orang yang paling lo percaya, iya kan sa?"
Angkasa mengangguk setuju, bisa di katakan di sepanjang hidupnya ini Samudra orang yang paling Angkasa percaya, ada perasaan takut saat Angkasa harus melewati berbagai macam terapi yang menyakitkan demi pengobatannya, tapi dia mampu melewatinya semua berkat Samudra. Angkasa percaya jika Samudra berkata akan baik-baik saja maka seratus persen Angkasa percaya omongan Samudra, karena Angkasa tau Samudra tidak akan pernah menyakitinya.
"Gua yang bakal pastiin lo baik-baik aja asa, lo pasti sembuh" Ujar Samudra mantap tanpa ragu.
Angkasa mengangguk, dia sepenuhnya percaya Samudra.
"Ayo sekarang nongkrong, biar kayak orang-orang" Ujar Samudra tersenyum pada Angkasa.
Angkasa tersenyum tipis, Angkasa sudah pernah bilang bukan saat bersama Samudra dia bisa merasa seperti orang normal. Berbeda dengan orang tuanya mungkin sekarang mereka sudah menyeret Angkasa ke rumah sakit. Begitulah Samudra tidak tidak pernah melarang Angkasa jika masih di batas wajar, dia akan mengikuti semua keinginan Angkasa dengan syarat harus bersama dengannya. Begitulah cara Samudra menjaga adiknya Angkasa.