Chapter 40

178 12 1
                                        

Kilas Balik Ujung Samudra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kilas Balik Ujung Samudra

Deburan ombak malam itu tertangkap jelas oleh telinga Samudra, tidak ada tanda-tanda kehadiran manusia, bahkan hanya sesekali terdengar bunyi kendaraan. Bagaimana tidak sekarang pukul setengah dua pagi Samudra masih dengan baju bekas dari ruang latihan taekwondo tadi. Samudra berjalan pelan menyelusuri bibir pantai itu membiarkan air laut itu membasahi celana panjangnya. Samudra tidak menyangka dia berakhir disini, dua jam tanpa henti memukul samsak nampaknya tidak mampu melegakan perasaanya. Dia yang merasa tidak ada lagi tenaga untuk terus memukul samsak akhirnya memilih datang ke pantai yang biasa dia datangi jika Aurora ketika sedih, Aurora bilang Suara ombak bisa meredam isi kepalanya, udara pantai bisa membuat dada sesaknya sedikit lega, dan air laut bisa jadi penawar sakitnya.

"Gua udah di pantai, tapi semuanya masih sama"

"Disini sesak" Ujar Samudra memukul-mukul dadanya.

Samudra yang lelah akhirnya duduk tanpa alas di pasir pantai, Samudra menggenggam pasir didekatnya berharap pasir pantai itu mengerti rasa sakitnya kali ini.

Samudra mendongakkan kepalanya, malam itu langit gelap tanpa bintang, hanya ada sedikit cahaya bulan di balik awan. Sebuah kalung dia keluarkan dari saku jaketnya. Lama pandangan Samudra jatuh pada kalung liontin bunga matahari itu. Seharusnya Samudra tadi merayakan ulang tahunnya di sebuah kafe yang sudah Aurora siapkan, bukan disini. Samudra menyimpan kembali kalung itu, dan sayangnya kalung itu tidak pernah sampai ke pemiliknya.

Saat hari mulai terang, Samudra memilih pulang karena dia harus bersiap ke sekolah. Dan begitulah hari ulang tahunnya berakhir.

***

Suara motor milik Samudra terdengar saat Aurora sedang memasang sepatu sekolahnya, setelah selesai dia segera bangkit mendekat ke arah Samudra. Ingatkan Aurora marah karena kemaren Samudra tidak datang ke cafe tempat janjian mereka padahal Aurora sudah mempersiapkan semuanya dan parahnya lagi Samudra menyuruhnya pulang bersama Zaki.

"Maaf Ra, kemaren gua gak bisa datang"

"Maaf gua gak bisa antar lo pulang, dan harus minta tolong Zaki" Ujar Samudra menyodorkan satu kotak eskrim pada Aurora.

Aurora hanya diam tidak berniat mengambil eskrim itu dari tangan Samudra dia masih berniat marah. Sampai akhirnya, jantung Aurora berdekat cepat saat mendengar Samudra mengucapkan maaf.

"Maaf Ra" Suara itu, benar-benar putus asa, dan entah kenapa Aurora seolah ikut merasa sakit saat Samudra mengucapkan kalimat itu.

"Kasih gua alasan kenapa lo gak datang" Ujar Aurora.

Samudra tidak menjawab dia hanya menatap mata Aurora.

Aurora merentangkan tangannya, menawarkan sebuah pelukan untuk Samudra.

Tanpa basa basi Samudra membalas pelukan Aurora, Aurora mengusap pelan punggung Samudra. Aurora tidak tau apa yang terjadi yang jelas itu bukan sesuatu yang baik.

Ujung SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang