Samudra Arkasana
"Kalian nunggu gua matikan? Tunggu sebentar lagi, sedang diusahakan"
Angkasa Nathan Wijaya
"Kalian cuma berusaha buat gua tetap hidup, tanpa pernah bertanya apa alasan gua ingin terus hidup"
Aurora Raza Derandra
"Sesekali tanyaka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidak sampai sepuluh menit, sekarang Angkasa kembali berjalan menuju resepsionis, tempat dimana membayar dan menebus obatnya. Ruangan itu cukup ramai, dan di ujung sana terlihat Samudra melambaikan tangannya pada Angkasa.
"Lama banget lo, lumutan ni gua" Kalimat sambutan dari Samudra bahkan dirinya belum duduk dengan sempurna.
"Gak sampai sepuluh menit anjing" Umpat Angkasa sebelum akhirnya dia mengangguk meminta maaf pada orang-orang yang tidak sengaja mendengarnya. Sedangkan Samudra dia terkekeh melihat orang menatap sinis Angkasa.
"Hadiah lo hari ini" Ujar Samudra mengeluarkan sebungkus gummy bear dan memberinya pada Angkasa.
FLASHBACK ON
Sepuluh tahun lalu.
Samudra mengoyang-goyangkan kakinya gelisah menunggu Angkasa yang menjalani tengah menjalani terapinya. Sebelumnya dia sudah memohon untuk ikut masuk sayangnya dokter tidak mengizinkannya. Beberapa saat kemudian pintu di hadapan Samudra terbuka, Samudra segera berdiri dan mendekat menyambut Angkasa.
"Sakit" Kalimat pertama yang keluar dari mulut Angkasa mengadu pada sosok didepannya. Samudra langsung membawa Angkasa ke dalam pelukannya kemudian memeluknya erat sambil menepuk pelan bahu Angkasa. Cukup lama berpelukan akhirnya Angkasa yang melepas pelukan itu terlebih dahulu, dia memang kurang suka skinship. Berbanding terbalik dengan Samudra.
"Angkasa tunggu disini sebentar" Ujar Samudra meninggalkan Angkasa yang sebelumnya sudah dia suruh duduk.
Tidak berselang lama, anak kecil dengan hoodie cukup kebesaran itu datang mendekat kearah Angkasa yang masih setia duduk. Kemudian dia duduk di samping Angkasa, saat hendak mengeluarkan sesuatu dari kantong hoodienya dia berhenti sejenak memperhatikan sekitar, papa dan mamanya masih dalam pandangannya kemudian kembali menyembunyikannya.
"Ayo ikut aku" ujar Samudra menggenggam tangan Angkasa agar mengikuti langkahnya.
Sampai akhirnya mereka berhenti di sebuah lorong yang cukup sepi. Memastikan keadaan sekitar aman, kemudian Samudra mengeluarkan sebungkus gummy bear yang baru saja dia beli dan memberikannya pada Angkasa.
"Ini hadiah buat Angkasa, karena hari ini Angkasa hebat" ujar Samudra membuka bungkus gummy bear itu dan memberinya pada Angkasa.
Mata Angkasa berbinar melihat gummy bear itu, sedari kecil makanan Angkasa sangat dijaga oleh papa dan mamanya jadi sekedar mencoba makanan yang dimakan anak seusianya sangat susah untuknya. Begitu juga gummy bear ini, biasanya dia hanya bisa memperhatikan saat teman sebayanya menikmati gummy bear itu.
"Angkasa boleh makan ini?" Ujar Angkasa memastikan sambil melihat gummy bear ditangannya itu.
"Boleh, tapi jangan ketahuan papa sama mama" Balas Samudra mengangguk.
"Ini rahasia kita" Bisik Samudra.
"Angkasa di dalam sana sakit ya?"
"Kata pak dokter Samudra gak bisa nemanin atau gantiin Angkasa" Ujar Samudra memperhatikan Angkasa memakan gummy bearnya dia merasa bersalah membiarkan saudaranya itu merasakan sakit sendirian.