Chapter 31

130 17 3
                                    

Angkasa tengah sibuk memasang jaket Levis kesayangannya di depan cermin ketika tiba-tiba Samudra muncul di belakangnya, membuatnya sedikit terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angkasa tengah sibuk memasang jaket Levis kesayangannya di depan cermin ketika tiba-tiba Samudra muncul di belakangnya, membuatnya sedikit terkejut.

"Serius lo, mau ke rumah oma?" tanya Samudra.

"Iya, lo gak dengar oma udah ngomel-ngomel," balas Angkasa sambil menyisir rambutnya.

"Kalau gitu, tunggu lo balik aja deh," usul Samudra sambil duduk di ranjang Angkasa.

"Gak ada, lo harus pergi," tegas Angkasa.

"Tapi, Asa..." ragu Samudra.

"Gak ada tapi-tapi, yang bikin janji siapa?"

"Gua," jawab Samudra dengan suara lemah.

"Nah, tuh kan. Masa lo mau batalin?" Angkasa merasa perlu untuk memastikan janji itu tetap terlaksana.

"Tapi kan kirain lo ikut," lanjut Samudra dengan suara yang masih ragu.

"Gak ada, pokoknya lo harus pergi. Lagian, mama sama papa udah siap-siap," tambah Angkasa, berusaha meyakinkan Samudra.

"Mau dengar mama ngomel lo," ucap Angkasa, mengingatkan Samudra akan dampak jika dia membatalkan rencana tersebut.

"Ya, tapi Asa..." Samudra masih terlihat ragu, karena ini pertama kalinya dia akan pergi bersama papa dan mamanya tanpa Angkasa.

"Cek email lo," ujar Angkasa, memberikan saran kepada Samudra. Samudra pun menuruti saran itu dan mengambil handphone serta membuka pesan dari Angkasa yang berisi tiga buah tiket ke taman bermain.

"Ini apa?" tanya Samudra, bingung dengan tiket-tiket tersebut.

"Tiket. Gua tau lo pengen banget kesana tapi sayangnya gua gak bisa nemanin lo kesana karena banyak wahana yang gua gak bisa coba," jelas Angkasa, mengungkapkan alasannya. Dia sengaja memesan tiket wahana bermain itu untuk Samudra.

"Sana main, ajak papa naik semua wahana yang lo mau," usul Angkasa sambil tersenyum tipis, berharap Samudra akan menerima tawarannya.

"Udah selesai?" tanya Amanda saat masuk ke dalam, ingin memastikan mereka sudah selesai bersiap.

"Sudah, Ma," jawab mereka bersama-sama.

"Ayo, berangkat. Oma juga udah di bawah nungguin kamu," ajak Amanda, kemudian turun disusul Samudra dan Angkasa.

Kemudian, mereka semua turun dari mobil, dan Oma sudah menanti mereka dengan tangan terbuka. Angkasa dengan cepat berlari mendekat dan memeluk Oma dengan erat.

"Cucu oma, makin besar," kata Oma sambil mengusap lembut rambut Angkasa.

"Baru juga gak ketemu beberapa bulan," tambah Amanda sambil tertawa melihat interaksi hangat antara Angkasa dan Oma.

Samudra, bagaimanapun, hanya diam memperhatikan mereka. Ia tahu Oma tidak begitu menyukainya.

"Udah pada selesai? Ayo berangkat," ujar Andra, yang baru saja keluar dari dalam rumah.

Ujung SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang