Chapter 37

145 19 6
                                    

Sore itu, suara gelak tawa dari anak-anak panti menggema di seluruh ruangan saat mereka menerima sebuah bingkisan buku baru, seperti biasa tertanda Samudra sebagai pengirimnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu, suara gelak tawa dari anak-anak panti menggema di seluruh ruangan saat mereka menerima sebuah bingkisan buku baru, seperti biasa tertanda Samudra sebagai pengirimnya.

"Makasi kakak Sa" Ujar Keke memperhatikan tumpukan buku itu, diantaranya ada buku mewarnai lengkap dengan pensil warnanya.

Anak itu sedikit mundur karena kaget, saat seorang gadis menarik kasar buku itu darinya.

"Ini dari Samudra?" Tabya gadis itu.

Keke hanya diam memperhatikan gadis itu, penampilannya benar-benar berantakan bahkan bisa Keke lihat bajunya masih basah mungkin terkena hujan sore itu.

"Jawab ini dari Samudra bukan? Sekarang dimana Samudra? Dia masih disini?" Rentetan pertanyaan itu keluar dari mulut gadis

Karena nada bicaranya cukup tinggi, membuat Keke ketakutan bukan menjawab dia malah semakin mundur menjaga jarak, namun gadis itu terus mendekat dan mendesaknya sampai akhirnya bu Rini datang mendekati mereka, ibu rini yang sedikit kesal menarik kasar gadis asing itu agar menjauh dari Keke.

Akibat tarikan itu, gadis yang semula berjongok agar setinggi Keke kini sudah berdiri sempurna di depan bu Rini "Kamu menakutinya" Ujar Rini kesal.

Tidak peduli dia terus berusaha mendekat ke arah keke, sebelum akhirnya lengannya di tangah Rini.

"Keluar, sebelum saya panggil satpam" Ujar Rini menyeret gadis yang masih berusaha mendekat ke arah keke.

Rini menyeret dan mengusir gadis itu, sampai akhirnya dia terdiam saat Keke yang kini berada di belakangnya berkata "Dia kak Aurora" Ujar Keke menahan bu Rini agar berhenti mengusir Aurora.

Keke ingat Samudra pernah memperlihat foto gadis cantik itu padanya, diantara anak panti yang lain keke yang paling dekat dengan Samudra. Keke begitu menyukai Samudra, Samudra yang hangat dan lucu membuat Keke nyaman berada di dekatnya. Bahkan anak kecil itu pernah meminta Samudra menjadi suaminya kelak, Samudra hanya tersenyum mendengar penuturan anak kecil itu, entah bagaimana dia mendengar kata suami yang Samudra yakin dia sama sekali tidak mengerti. Samudra mencubit pipi gadis itu karena gemas kemudian memperlihatkan sebuah foto.

"Kamu cari yang lain, soalnya kaka mau jadi suami kakak cantik ini" memperlihatkan foto seorang gadis itu. Dan itu foto Aurora.

Sejak saat itu Aurora sering menjadi topik obrolan mereka, dan itulah kenapa Keke bisa mengenal Aurora.

"Aurora?" Tanya Rini memastikan.

Kemudian Keke mengangguk, dia yakin itu adalah Aurora.

Kini Aurora duduk di ruang Rini, tidak lama bu Rini datang membawa secangkir teh panas dan menyuguhkannya untuk Aurora.

Rini memperhatikan Aurora, dia sering mendengar Samudra menyebut nama Aurora hanya saja dia belum pernah melihat dan bertemu gadis itu, ditambah dia juga baru mengelola panti ini. Mungkin jika sekarang ada Bu Sisi mungkin dia akan mengenalnya.

Ujung SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang