Chapter 28

122 16 0
                                    

Hari ini Samudra berdiri di hadapan Aurora mengeluarkan buket bunga matahari itu dan menyodorkannya pada Aurora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Samudra berdiri di hadapan Aurora mengeluarkan buket bunga matahari itu dan menyodorkannya pada Aurora.

"Jangan ngambek" Ujar Samudra tersenyum cerah.

"Maaf gua harus ninggalin lo semalam" Ujar Samudra.

Aurora hanya diam menatap bunga kesukaannya itu, sejak kecil Aurora menyukai bunga matahari, Aurora pernah bilang kalau dia itu bunga matahari dan Samudra bilang dia itu mataharinya.

"Ayo berangkat, nanti telat" Ujar Samudra meraih tangan Aurora, agar naik menarik ke motornya.

Seharusnya Aurora marah dan memaki Samudra, bukankah Samudra penyebab tangisannya semalam. Kadang logika memang tidak sejalan dengan hati.

"Gua kira lo lupa" Batin Aurora, hari ini hari terakhir sebelum pertukaran malam nanti umur Aurora tujuh belas tahun.

Hari itu, sesuai janjinya tahun lalu mereka menghabiskan hari ini bersama. Kebun binatang tempat yang mereka pilih kali ini.

Baik Samudra maupun Aurora mereka begitu menikmati perjalanannya kali, ini.

"Stop ngejar gua" Ujar Aurora berlari sekuat tenaga karena dikejar oleh Samudra.

"Gak akan" Ujar Samudra mengejar Aurora siap mengoleskan Es Krim di pipi Aurora, salahkan Aurora dia yang pertama kali mengibar bendera perang.

"Tunggu bentar gua capek" Ujar Samudra menahan Samudra.

"Jelek lo ah, dendaman banget" Lanjut Aurora masih menahan Samudra dengan kedua tangannya.

"Bodoamat" Ujar Samudra terus mendekat ke arah Aurora.

Samudra yang kehilangan keseimbangan jatuh kearah Aurora, kini mereka berdua mendarat di pasir kotor itu. Dengan posisi Samudra diatas menimpa Aurora.

Aurora terpaku, melihat Samudra dari jarak sedekat ini. Dia merasa jantung berdetak sangat cepat. Sampai akhirnya Samudra menjauh dan menjatuhkan dirinya tiduran di samping Aurora.

Mereka sama-sama terdiam, menatap ke arah langit jingga sore itu.

Sampai akhirnya, suara perut Samudra merusak suasana indah itu. "Gua lapar" Ujar Samudra kemudian duduk, sambil memperhatikan wajah Aurora yang terkena cahaya matahari.

Aurora, yang hendak bangun namun tertahan saat Samudra menahan bahunya. Aurora gugup pasalnya Samudra menatap tak berkedip ke arahnya.

"Cantik, lo cantik banget ra" Ujar Samudra masih menatap Aurora.

Sampai akhirnya Samudra sadar, dia sedikit berdehem kemudian berdiri meninggal Aurora.

"Ayo ra, gua lapar" Ujar Samudra.

Malam itu mereka makan di ramen kesukaan Aurora. Aurora yang tengah sibuk meracik kuah ramen nya sedikit kaget saat Samudra mendekat dan mengikat rambutnya.

Ujung SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang