Kyara berdiri menatap langit di depannya, mencoba mencari jawaban atas keputusan yang telah ia buat. "Gua gak tau keputusan gua ini benar atau salah, Sa," ujar Kyara dengan nada bimbang. Sudah satu minggu berlalu sejak Kyara mencoba berbicara dengan Aurora, namun Aurora terus menolak dan menghindarinya.
Dengan napas kasar, Kyara bersandar sambil menunggu Aurora keluar dari kelas. Mereka berdua sudah memasuki titik terjauh dalam hubungan mereka, dan Kyara merasa perlu mengatasi masalah ini.
Tepat ketika jam dua belas siang tiba, kelas akhirnya bubar. Dosen meninggalkan ruangan, diikuti oleh para mahasiswa, termasuk Aurora.
Kyara menahan lengan Aurora saat gadis itu berjalan melewati dirinya, pura-pura tidak mendengar.
"Ra, dengar gua sebentar," pinta Kyara.
Aurora menatap sekilas dan kemudian melepaskan diri dari genggaman Kyara. "Gua mau pulang, Ky," ujar Aurora sambil melanjutkan langkahnya, berusaha untuk menghindari Kyara.
Kyara tidak menyerah. "Bilang kalau lo membenci Samudra dan lo gak lagi mencintainya, Ra. Gua bakal berhenti," ujar Kyara.
Langkah Aurora berhenti sempurna mendengar ucapan Kyara, Aurora tidak habis pikir seminggu ini Kyara tidak berhenti mengganggunya hanya karena pertanyaan itu, apa yang Kyara harapkan? Bahkan jauh sebelum hari ini Aurora sudah kalah.
"Jawab gua Ra" Ujar Kyara mendesak Aurora.
Aurora memejamkan matanya sebentar, sebelum akhirnya berkata "Jadi beberapa minggu ini lo ganggu gua cuma mau tau tentang itu Ky?"
Kyara mengangguk mantap.
"Pulang, apapun jawaban dari pertanyaan itu, gua gak bakal ganggu kalian" Ujar Aurora.
"Lo gak perlu repot-repot cuma untuk memastikan itu, dan berhenti meremehkan perasaan Samudra buat lo Ky" Lanjut Aurora berusaha meredam sesak di dadanya.
"Jawab kalau lo benci Samudra dan lo gak mencintainya" Ujar Kyara kali ini nadanya menuntut.
"Jawab Ra" Sekali lagi Kyara menuntut jawaban Aurora.
"Gua gak benci Samudra"
"Dan" Ucapan Aurora terhenti hingga akhir bulir air mata mengalir di pipinya sebagai jawabannya.
Dengan sigap Aurora menyeka air matanya. "Gua gak berharap Samudra bisa membalas perasaan gua Ky. Gua cuma mau Samudra bahagia"
"Rela? mungkin gua belum sepenuhnya berhasil Ky, tapi gua sedang berusaha. Samudra itu setengah hidup gua. Lo tau Samudra itu bukan cuma sekedar sahabat buat gua, dia bisa jadi kakak buat gua, bahkan dia bisa jadi ayah buat gua Ky"
"Dari kecil gua ditinggal papa gua Ky, Mama gua selalu sibuk gua selalu di tinggal dengan segala tuntutannya. Gua bisa lewatin itu semua karena ada Samudra"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ujung Samudra
Teen FictionSamudra Arkasana "Kalian nunggu gua matikan? Tunggu sebentar lagi, sedang diusahakan" Angkasa Nathan Wijaya "Kalian cuma berusaha buat gua tetap hidup, tanpa pernah bertanya apa alasan gua ingin terus hidup" Aurora Raza Derandra "Sesekali tanyaka...