Chapter 10

170 13 0
                                    

"Asa gua pergi" Ujar Samudra pamit, sebelum akhirnya keluar dari kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Asa gua pergi" Ujar Samudra pamit, sebelum akhirnya keluar dari kamarnya.

"Obat lo udah lo minum?"Ujar Samudra kembali lagi.

"Udah" Saut Angkasa.

"Kalau ada apa-apa tel-"

Belum sempat menyelesaikan ucapan, Angkasa memotongnya"Iya-iya, sana lo pergi" Ujar Angkasa.

"Okee" Ujar Samudra membuat tanda oke dengan jarinya, sebelum akhirnya benar-benar pergi.

Keadaan Angkasa sudah jauh lebih baik, dua hari yang lalu kedua orangtuanya juga sudah pergi untuk urusan bisnis, entah kapan mereka akan kembali. Satu bulan? Dua bulan atau mungkin kalau Angkasa masuk rumah sakit lagi.

***

"Siap?" Tanya Samudra melirik Aurora di kaca spionnya.

"Siap" Ujar Aurora semangat kemudian melebar senyum ke arah spion dimana Samudra tengah menatapnya.

Penasaran kemana tujuan mereka kali ini, sekarang weekend jadi Aurora punya sedikit waktu selain belajar. Kemana tujuannya hari ini? Aurora juga tidak tau. Dia menyerahkan semuanya pada Samudra. Lagipula pilihan Samudra tidak pernah gagal.

Memastikan penumpangnya siap, Samudra mulai melajukan motornya menjauh dari pekarangan rumah Aurora menuju tujuan hari ini. Perjalan cukup jauh, dimana mereka juga mendapat macet, maklum weekend. Itu bukan hal yang terlalu menyebalkan bagi mereka jika mereka sudah berdua. Begitu banyak obrolan random yang seharusnya tidak perlu di bahas sama sekali. Tapi berubah menjadi begitu menyenangkan.

Sekitar empat puluh lima menit di perjalan, mereka sampai kesebuah taman yang sedang ramai di bahas belakang ini.

"Samudra lo dukun ya?" Ujar Aurora menyadari tujuan mereka hari ini.

"Kemaren gua nemu komen lo pengen kesini. Sekarang kita disini" Jelas Samudra benar dia melihat komentar Aurora pada sebuah postingan tentang taman ini. Kebetulan postingan itu lewat berandanya. Kadang antara dia dan Aurora itu terlalu banyak kebetulan.

"Ayo main sepeda" Ujar Samudra melepas kaitan helmnya kemudian mengaitkan helmnya pada spion motor.

"Lo lupa gua gak bisa main sepeda" Kesal Aurora, kalian tidak perlu tertawa banyak kok orang yang tidak bisa mengendari sepeda.

"Yaudah diganti berarti, ayo belajar sepeda. Malu sama bocil tetangga udah tua gak bisa bawa sepeda" Ujar Samudra melihat Aurora mulai kesal dengan kaitan helmnya yang tidak bisa di buka.

"Semangat banget lo kalau urusan ngehina gua" Kesal Aurora mulai menarik kasar kaitan helmnya.

"Bukain sa" Kesal Aurora kesabaran Aurora sudah mencapai batas.

Samudra hanya tertawa, melihat gadis itu. "Coba ngomongnya baik-baik, Samudra ganteng tolong bukain gitu" Ujar Samudra, menjahili Aurora sudah masuk ke list hobi Samudra.

Ujung SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang