Chapter 13

141 11 0
                                    

Hanya deru nafas satu sama lain yang terdengar, di meja Samudra dan Juan, tanpa suara dua orang itu fokus menoreh tinta di buku tulis mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya deru nafas satu sama lain yang terdengar, di meja Samudra dan Juan, tanpa suara dua orang itu fokus menoreh tinta di buku tulis mereka. Mereka benar-benar fokus menyalin pr milik Melvin, karena harus selesai sebelum jam pelajaran berikutnya dimulai.

Namun dengan nafas tersengal-sengal Revan masuk dan mendekat ke arah Melvin, Samudra dan Juan.

"Sa sa sa" Panggil Revan.

"Paan awas gua sibuk" saut Samudra terus menyalin pr.

"Aurora sa"

Satu kata yang membuat Samudra sepenuhnya berhenti.

"Aurora berantem di kantin" Ujar Revan.

"Jambak-jambakan sama Dania" Lanjut Revan, dia berlari sekuat tenaga dari kantin untuk melapor pada Samudra.

"Udah tenang tu bocah bakalan menang kalau lawannya Dania" Saut Juan yang masih fokus menyalin tugas itu.

Samudra melayangkan pukulan pada Juan, sebelum akhirnya dia keluar menuju kantin. Melihat kali ini apalagi yang di lakukan bocah itu.

Benar saja, saat Samudra menginjak kakinya kantin begitu ramai menyaksikan dua manusia itu tengah uji kekuatan. Samudra menerobos dan akhirnya bisa melihat Aurora dengan jelas, sebuah tamparan melayang di pipi Aurora.

"Sial" Batin Samudra.

"Wah dia membangun singa" Batin Samudra, melihat mata Aurora memerah menahan amarah.

Benar saja sebuah tamparan juga di layangkan oleh Aurora, kalau kalian mengira Aurora itu lemah kalian salah. Jika dalam keadaan benar dia tidak akan pernah mengalah tidak peduli berhadapan dengan siapapun, contohnya saja Samudra sabuk hitam taekwondonya tidak mampu membuatnya menang melawan Aurora.

Samudra menahan lengan orang yang baru saja datang tepat di sampingnya. Mata Samudra bertemu dengan bola mata hitam milik Farel. Setahu Samudra Farel itu pacar Dania.

"Lepas dia nampar cewek gua, harus gua kasih pelajaran" Ujar Farel mencoba melepas lengannya dari cengkraman Samudra.

"Lawan lo gua" Ujar Samudra tenang.

"Ini urusan mereka biar mereka yang selesaikan, tapi kalau lo maju itu juga jadi urusan gua" Lanjut Samudra melepas kasar tangan Farel.

Membuat Farel mau tidak mengurungkan niatnya.

Tidak lama akhirnya para guru datang untuk menghentikan mereka, begitu juga pak Zaki wakil kepala sekolah, lebih tepatnya ayah Dania.

"Apaan kalian ini" Ujar Pak Zaki wakil kesiswaan, setelah mendengar putrinya bertengkar doa segera bergegas ke kantin.

"Kamu gak papa" Ujarnya pak Zaki sedikit menunduk memastikan, keadaan anaknya.

"jelaskan apa terjadi!" Ujar Pak Dede, menatap Aurora.

Ujung SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang