19

2.2K 58 6
                                    

Kay keluar dari restoran hendak ke mobilnya.

Namun langkahnya terhenti seketika saat melihat sekumpulan pria tinggi besar ber-jas hitam menatap dan perlahan mendekat ke arahnya.

'Shit'

Kay putar balik langsung lari ke samping tapi ternyata sudah ada rombongan lainnya disana yang berjaga.

GREP!

"Lepas!!"

"Tuan ingin bertemu anda nona"

Kay diseret kedua sisi berjalan ke arah sebuah mobil alphard hitam yang terparkir di pelataran restoran.

"Lepaskan!! Hei!" Kay memberontak.

"Silahkan masuk, nona"

"Lepas dulu!"

Para bodyguard pun melepaskan Kay.

"Ck" Kay mendecak juga menatap sinis para bodyguard sambil merapihkan bajunya kembali. Apa-apaan dirinya diseret bagai kambing, kusut sudah baju Kay.

"Tuan menunggu didalam nona" ucap bodyguard lagi karena Kay tak kunjung juga masuk.

Memutar bola matanya jengah dan dengan terpaksa Kay masuk ke dalam mobil yang langsung ditutup oleh bodyguard, membiarkan Kay dengan tuannya mengobrol berdua.

"Kau sudah sangat besar, anakku"

DEG.
Kay menoleh ke sampingnya.

"Tidak perlu basa basi, katakan saja apa maumu" ucap Kay menatap sinis.

Namun orang itu malah terkekeh.

Pria berumur 56 tahun dengan jas mewah bewarna hitam, kemeja putih yang dua kancing teratas sengaja tak dikait.

Pria yang mampu membuat siapapun yang melihatnya terpanah sama dengan Kay yang mampu menarik sorot perhatian penuh dari siapa saja yang memandanginya.

Kulit kecoklatan bagus sama dengan Kay, sekitaran bibir hingga pipi ditutupi rambut-rambut bewarna hitam gelap serasi dengan rambut di kepalanya yang tebal menjulang ke atas menambah kesan sempurna di wajah sexy tampan pria itu. Kalau dilihat lebih tegas lagi, dia mirip Kay.

"Ayah rindu dengan putri ayah.." ucapnya.

"Sudah 6 tahun, kenapa ayah baru mencariku sekarang? Tidak yakin kau melakukan tanpa ada tujuan" ucap Kay sarkas.

"Ayah sibuk sayang.. Ayah harus mengurus bisnis juga...." Ayah Kay menggantung ucapannya.

"Keluarga ayah" sahut Kay.

"Hah..." Tuan Smith Warodom menghela nafas beratnya.

"Ayah mau kau kembali ke AS" celetuk tuan Smith.

"Tidak akan!"

"Ayah mohon, Kay"

Smith menatap putrinya dengan menghaluskan nada bicaranya.

"Ku bilang tidak! Aku sudah nyaman tinggal disini juga tenang saja, aku bisa membiayai semua kebutuhan ku sendiri dengan baik. Buktinya, aku tidak pernah meminta uang sepeserpun padamu kan?"

"Ayah tahu, Kay.. Tapi ayah butuh pewaris"

Kay langsung menoleh menatap sang ayah lagi.

"Tapi aku tidak butuh, kasih saja pada anakmu yang lain"

"Dia sudah ayah bagi, tapi Ayah kan punya museum lukisan ayah juga perusahaan, ayah sudah membuat surat waris dan itu akan jatuh ke tanganmu Kay.. Hanya kamu yang meneruskan bakat ayah ini" ucap Tuan Smith menjelaskan dengan lemah lembut membujuk.

"Tapi aku tidak mau!" jawab Kay singkat, padat dan jelas sekali.

"Gini, kau hanya perlu meneruskan museum juga perusahaan ayah, rumah-rumah, bisnis kecil, dan yang lainnya kalau kau tidak mau biar ayah kasih ibumu juga saudari-saudari mu"

"Dia bukan ibuku dan mereka bukan saudariku!"

"Terserah, yang penting kamu harus meneruskan bisnis ayah"

"Ayah mencariku hanya untuk itu kan? Ayah tidak benar-benar peduli padaku juga pada keluarga ibu.. Buktinya, tak sepeserpun ayah kasih harta ayah untuk keluarga ibu"

Sungguh Kay sudah jengah. Hubungannya dengan ayahnya tak pernah baik-baik saja semenjak kepergian ibunya 15 tahun yang lalu.

"Ayah tidak tahu keluarga ibumu ada dimana"

"Pastinya di Thailand dan sekarang kau disini, kau bisa menemukanku kenapa kau tidak bisa menemukan keluarga istrimu? Orang suruhanmu kan banyak" ucap Kay dengan suara yang sudah bergetar.

Tidak kuat, seperti ada luka didalam hatinya.

"Kay, Ayah membutuhkanmu. Kau masih anak ayah"

"Ya," Kay mengangguk beberapa kali sambil tersenyum kaku.

"Ayah membutuhkan ku.. Melihatku hanya sebagai pewaris tahtamu, tapi sekarang aku harus pergi, aku tidak bisa"

Kay membuka pintu mobil hendak keluar, tapi sebelum itu ia sempatkan berbicara sepatah kata lagi tanpa menatap bahkan setengah duduk.

"Aku tahu aku sangat membencimu tapi, aku merindukanmu.. Ayah"

Air mata mengalir begitu saja tanpa bisa Kay tahan.

Sedetik kemudian, Kay melangkah keluar dari mobil beralih ke mobilnya sendiri.

Hatinya sakit. Rasanya luka lama terbuka dan berdarah kembali. Saat-saat begini seharusnya dia membutuhkan Filip, tapi entah kenapa Kay merasa tidak bisa dan malah kembali ke apartemen. Dia ingat bahwa dia harus menjemput Vionna kembali nanti.

Prangggg...

Vas bunga dihempas kasar ke lantai.

"Bodoh!!!"

Dadanya kembang kempis menahan sesak, emosi, juga tangis menjadi satu.

Kay mendudukan dirinya kasar ke sofa.

Meremas juga mengacak rambutnya sendiri. Rasanya benar-benar menyebalkan, lebih baik tidak usah bertemu lagi daripada harus seperti ini.

...

"Apa yang harus kita lakukan, tuan?" tanya tangan kanan Smith Warodom yang berada di kursi kemudi mobil mewahnya.

"Kembali ke AS. Biarkan saja anak itu, suruh orang untuk mengetahui tempat tinggalnya juga terus memantaunya,"

".. nanti, aku akan kembali lagi" ucapnya menatap lurus dengan tatapan elangnya.

"Baik tuan" bodyguard itu menunduk singkat tanda patuh lalu segera menjalankan mobilnya ke bandara untuk kembali ke AS.

..

Tbc...

Vote? Terima kasih!

Gue up emang setiap rabu loh yak!
Jangan ngelunjak, jangan kangen, jangan rayu, gue jahat.

Nggak.. gue punya banyak dunia, gak cuma dunia oren ini aja, ada oren lainnya dan pink.. Becanda 🙂

crescentmoon608

Dancing on my body (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang