48

1.7K 31 8
                                    

"Hati-hati," was-was Kay.

Kay menjemput tangan Vio membantunya turun dari mobil.

Kini mereka sudah berada di salah satu rumah sakit tempat biasa Vio berkunjung kesini. Rumah sakitnya besar namun terlihat begitu sepi.

Kay melihati sekitar. Tak jarang juga melihat beberapa pasien yang sedang berjalan santai di koridor rumah sakit bersama suster penjaga.

Ada yang di kursi roda, ada juga yang sedang berjalan lalu berlari saat melihat seekor kupu-kupu terbang melintas. Kay melihat jelas salah satu pasien perempuan itu dengan antusiasnya mengejar kupu-kupu walau tengah disuapi oleh seorang suster. Mau tidak mau suster itupun ikut mengejarnya juga. Lalu dengan sabar menyuapi lagi pasiennya.

Vio yang melihat juga ke arah pandang Kay langsung merengkuh lengan Kay.

Kay menjadi perpaling menoleh ke arah Vionna.

"Kay," Vio meremas lengan baju panjang Kay.

Lagi-lagi Kay hanya tersenyum, dirinya tetap dengan pembawaan yang tenang dan hangat.

Namun, saat Kay hendak melangkah ingin mengajak masuk, Vio menahan lengannya.

"Ada apa?" tanya Kay.

Terlihat Vionna menghela nafasnya. Dirinya sejujurnya takut akan hasil pengecekan nanti.

"Aku hanya sedikit merasa tidak enak padamu. Soal perkataan kakak-ku tadi, tolong jangan dipikirkan. Aku minta maaf untuk yang dikatakan Kak Viola tadi.."

Kay mengelus tangan Vio yang merengkuh dirinya.

"Tidak apa, aku juga tidak masalah dengan kesepakatannya. Kau hanya dua hari bersamaku disaat libur kuliah saja, aku akan sering main ke sana. Tapi jangan dibahas lagi, untuk sekarang mari kita masuk dan kunjungi doktermu. Hm?"

Kay menaikkan satu alisnya singkat untuk mengajak Vio.

Dengan rasa sedikit takut ditambah Kay sebentar lagi akan mengetahui kondisi asli dirinya, Vio merasa sedikit ragu. Namun tidak ada pilihan lain, satu sisi Vio juga ingin Kay tahu bagaimana kondisi dirinya sekarang.

Akhirnya mereka masuk ke dalam rumah sakit tersebut. Meski Kay benar-benar merasa asing dengan hal ini. Kay tidak pernah ke rumah sakit jiwa sebelumnya, bahkan dirinya tidak pernah berurusan dengan itu.

Kay lihati satu persatu pasien yang ia lewati. Kondisinya begitu beragam dan para suster begitu sabar mendampingi dan menjaga pasiennya.

Kay juga melihat ada beberapa orang yang hanya berkunjung ataupun konsultasi seperti Vionna sekarang ini.

Dari pertama mereka datang lalu masuk. Hati Kay benar-benar merasa bagai ter-iris. Merasa beberapa kali ngilu saat mendengarkan Vio bercerita pada dokternya apa dampak yang sering ia alami.

"Obat yang saya berikan, apakah masih tersisa?" tanya Dokter itu.

Vio mengangguk tanda masih ada sisa.

"Saya merasa sering hilang fokus saat setelah meminum obatnya, Dok." keluh Vio.

"Apa yang anda rasakan, Nyonya Vionna?" tanya Doker itu lagi.

Sedang Kay hanya menyimak konsultasi ini. Menatap Vionna yang bercerita juga menatap sang Dokter yang sangat sabar merespon Vionna.

"Mungkin seperti saya merasa waktu begitu cepat berlalu dan saya tidak hafal betul apa saja yang saya lakukan selama itu. Tapi tidak ada hal buruk yang terjadi pada saya setelah pagi harinya saya bangun. Itu aneh, tapi serasa satu hari saya terlongkap dan itu terjadi begitu cepat," ucap Vionna.

Dancing on my body (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang