42

1.1K 35 1
                                    

VE! Vote and Enjoy!

Maaf ngilang tiba-tiba... Mau maafin kan? Yah.. Pokoknya gitu deh kondisi gue.

Tetap sehat dan semoga akhir tahun nanti dapet kejutan bahagia, Aamiin.. Semoga semakin dekat dengan impian, tapi jangan lupakan dia yang telah me-ridhoi tiap langkahmu.

Udah. Happy reading, my baby!

_________________________

"Kenapa harus Vionna?" Shiza mengepalkan kedua tangannya diatas meja.

Kue ulang tahunnya tersaji walau sudah diambil beberapa bagian potong dihadapannya.

"Kenapa harus Vionna? Sial!" Shiza menambah kuat mengepalkan tangannya geram.

Bahkan untuk mengingat jawaban Kay tadi mengenai pertanyaan dirinya 'kenapa harus Vionna?' Kay hanya memberikan jawaban "Karena bukan kau orangnya" dan ketika Shiza memaksa dengan kalimat "Aku bisa menggantikan Vionna" Kay memberi jawaban yang sama.

"Kau bukan orangnya".

"Sial!" gumam Shiza semakin menjadi.

Gwen Shiza Madenda, seseorang yang mengharuskan sesuatu yang dimau menjadi miliknya segera. Pasti dan tidak ada pengecualian.

Gwen Shiza Madenda. Gadis 20 tahun, mahasiswa semester satu itu kini tengah menginginkan Katnaya Warodom.

Tidak ada yang bisa menghalanginya. Bahkan Ayah dan Ibunya termasuk sosok penting di Negeri ini. Penyeimbang  keuangan negara, ia adalah keturunan petinggi perusahaan besar di Thailand.

Namun Shiza tak bisa menyandangnya. Ia lahir dari kesalahan Ibunya, ia anak yang tidak diinginkan. Shiza adalah aib yang disembunyikan agar tidak merusak nama petinggi-petinggi itu. Kini, Shiza semakin tumbuh. Dirinya sudah beranjak dewasa dan dirinya menginginkan keadilan.

"Za?"

Ditemani dengan Hwan Wenny, sahabat kecilnya, Shiza akan membalaskan dendamnya.

"Wen? Tolong ambilin satu botol bir lagi! Sepertinya Phi Kay masih haus," ucapnya.

Tangan Shiza sibuk memotong kue yang ia berniat akan diberikan pada Kay. Walau masih berbayang perkataan Kay tadi, Shiza tidak suka rasa sakit ini, saat ia tidak diinginkan! Shiza benci dibuang.

Sedang Wenny memperhatikan gerak-gerik Shiza dari jauh. Memesan satu botol bir lagi pada bartender, Wenny menangkap curiga pada Shiza.

Benar saja, dari jauh Wenny lihat Shiza memasukkan sesuatu di potongan kue itu. Wenny yakin ini ada yang tidak benar!

"Terima kasih!" ucap Wenny pada bartender setelah mendapatkan sebotol birnya. Dengan masih melihati Shiza dari jauh, Wenny berjalan ke arah meja yang Kay duduki.

"Sebotol lagi!" Wenny memberikan minuman itu tepat dihadapan Kay.

Kay menoleh hanya dengan lirikan mata. Ia mulai tipsy jujur saja.

"Hm." responnya.

"Kau baik-baik saja, Phi?"

Wenny melihati Kay yang nampaknya sudah setengah hilang kendali. Duduknya tak lagi tegas, tubuhnya mulai lemas untuk menopang.

"Ya... Aku baik..." ucap Kay sambil bertopang dagu.

Wenny hanya berkedip khawatir pada salah satu wanita yang disukai sahabatnya ini. Wenny jelas tahu Shiza itu seperti apa.

Sebelum Shiza kembali, Wenny sempatkan melihat ke ponsel Kay. Tak disangka Wenny melihat layar ponsel Kay tepat berada di ruang pesan Vionna. Nampak Kay sepertinya habis mengirim banyak pesan ke Vionna, namun tak satupun pesan itu terbalas.

Dancing on my body (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang