Sementara Kay duduk didepan sebuah Bar.
Pukul menunjukan 10 malam, Kay baru saja tiba namun rasanya enggan masuk ke dalam.
"Permisi, apa boleh aku meminjam korek mu? Aku lupa membawanya,"
"Ah! Silahkan"
Kay pun langsung menerima korek itu lalu menyalakan rokok di mulutnya.
"Terima kasih," Kay mengembalikan korek itu pada seorang pria yang tengah duduk juga disampingnya sedari tadi.
Pria itu tersenyum kemudian mengangguk. "Your welcome."
"Uhm... Kau disini sendirian?" Pria itu membuka pembicaraan.
"Hm. Junior ku mengadakan pesta ulang tahun disini"
"Shiza?" Pria itu menyebutkan satu nama yang langsung diangguki oleh Kay.
"Apa dia kekasihmu?" tanya pria itu.
"Bukan," jawab Kay santai.
Namun tiba-tiba pria itu terkekeh.
"Baguslah, karena dia mantan kekasih ku. Aku juga diundang, tapi belum mau masuk ke dalam. Kau sendiri kenapa tidak langsung masuk? Malah merokok disini"
"Bukan urusan mu!"
Mantan Shiza ini seketika langsung menoleh sedikit kaget.
"Shiza pasti sedang mengincar mu. Berhati-hatilah, dia tidak sepolos itu!"
Kay menjadi melirik tidak minat pria ini.
"Hm. Terima kasih atas peduli mu, tapi itu tidak ku perlukan karena aku akan baik-baik saja." ucap Kay sinis.
"Galak sekali. Aku jadi takut pada wanita dominan." ejek pria itu kemudian dia pergi begitu saja.
"Hah.... menyebalkan" Kay menghisap lagi rokoknya, lalu menghembuskannya pelan sambil mendongak menatap langit malam.
Mengadah pada sinar rembulan, Kay seperti menyerahkan pikirannya pada alam semesta.
"Kapan aku bisa bertemu dengan mu lagi, Vio..." sendunya tanpa menghiraukan sekitar, Kay berucap begitu.
Malam ini cuaca cukup dingin Kay rasakan. Kota seperti sepi walau nyatanya banyak manusia didepan Kay berlalu lalang masuk keluar Bar tersebut.
Kay merunduk seketika.
Tubuhnya juga sedang tidak sehat belakangan ini. Mencari kesenangan untuk menutupi sesuatu yang telah hilang nyatanya tidak semudah itu, bahkan Kay sudah berusaha mengobatinya dengan rokok maupun obat-obatan penghilang kesadaran sekaligus penghilang rasa sesak baginya.
Sesekali tidak apa... Itu hanya salah satu cara dari Kay.
Kay juga tidak mencukupi waktu istirahatnya karena dirinya kini telah menyetujui permintaan Ayahnya. Pulang pergi antara Thailand dan Amerika, Kay telah mengurus surat-surat pengalihan tahta Ayahnya. Sebentar lagi bisa jadi Kay akan menetap kembali di Amerika.
Tidak ada lagi urusan dirinya di Thailand, pikirnya. Bagaimana pun ia adalah satu-satunya harapan keluarga kandungnya dan Kay hanya punya Ayahnya.
Jadi, mau tidak mau.
Pukul 11 Kay baru mau memasuki Bar dan itu langsung disambut oleh Shiza.
Shiza menyuruh Kay untuk duduk bergabung di meja paling depan terpojok. Tidak ada alasan bagi Kay untuk menolak, ditambah ia memang datang seorang diri. Belakangan ini Cherry dan Jj juga sibuk dengan urusan mereka sendiri, jadi Kay sudah jarang bertemu dengan dua sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dancing on my body (21+)
Random🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞 🔞⚠️ WARNING! 21+ USE VIOLENCE ⚠️🔞 💦 LGBT LAPAK!!! ⚠️ MENGANDUNG ADEGAN SEX YANG TDK WAJAR DIHARAPKAN KEBIJAKSANAANNYA! @crescentmoon608