46

2.5K 57 14
                                    

"Ahhh..."

Kay menyentuh dirinya sendiri, akibat mimpi itu Kay menjadi terangsang.

"Ini mimpi. Kemarin itu juga mimpi!"

Nafasnya masih terengah, Kay beringsut bangun pergi ke arah lemari.

Tak ada tanda merah-keunguan dilehernya seperti dimimpi. Kay entah tapi merasa seperti kehilangan.

Menggidikan dua bahunya sekilas, Kay ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Kemudian mengganti pakaiannya menjadi crop top hitam dan celana pendek hitam, Kay berjalan keluar kamar.

"Tapi bajuku tadi sama seperti yang dipakaikan Vionna, apa semua itu halusinasiku?"

Ceklek.

Begitu dirinya membuka pintu kamar penampakan pertama yang Kay lihat adalah ke sisi kirinya dari pintu, dapur yang berantakan namun sepi.

Kay mengheran melihat semua keadaan di kamar apartemennya ini. Semua menjadi berantakan, bahkan ada bekas selimut dan bantal di sofanya. Lemari gantung didapur juga banyak yang pintunya terbuka, beberapa bahan makanan serta bumbu malah ada diatas meja dapur.

Memegangi kepalanya sendiri, Kay takut-takut kalau ini perbuatan imajinasinya yang semakin berlebihan.

Namun perlahan tangannya seperti melemas turun kala ia melihat siapa yang terbit dari balik meja dapur.

Mata Kay berkedip kian kali melihat sosok ini yang masih membelakangi dirinya ingin melanjutkan kegiatan memasak. Namun entah insting atau indera penciumannya yang cukup tajam, sosok ini langsung menoleh menangkap Kay sedang berdiam diri hanya menatapnya.

Tubuh Kay terasa membeku seketika. Dirinya tak tahu harus bagaimana.

"K-kau pulang?"

Vionna mengedip singkat satu kali lalu mengangguk sambil tersenyum simpul."Um!"

Tapi Kay tidak mudah menerima fakta ini.

"Ah tidak... Kau masih disini dari semalam. Kucing! Bukankah kau bilang kau hanya menemaniku sampai aku tertidur saja? Kenapa kau masih disini? Ini sudah lebih dari tiga jam kedepan!" Kay sungguh gugup berucap begini. Ia sangat merasa bersalah dengan Vionna, tapi Kay takut jika ini bukanlah kenyataan yang sebenarnya, ini bagai mimpi diatas mimpi!

Hening sebentar sebelum akhirnya Vionna bicara,

"Kay, kau harus berhenti mengkonsumsi obat-obatan itu secepat mungkin. Sebelum kau semakin sulit membedakan mana yang halusinasi dan mana yang nyata,"

Kay diam melihati Vionna yang berjalan ke arahnya.

Mereka kini berhadapan.

"Aku memang selalu ada baik didalam halusinasimu maupun nyatamu, aku halusinasi sekaligus nyata."

"Kau yang menolongku?" tanya Kay menatap menelisik manik mata Vionna seolah mencari kejujuran dalam dirinya.

"Aku yang mengajarimu menyentuh perempuan, bagaimana bisa aku membiarkan kau menyentuh perempuan lain?"

Vio maju selangkah lebih dekat. Dirinya bagai peri dipagi hari dengan dress putih itu, dirinya sudah sangatlah indah saat Kay sorot sedaritadi ia di dapur. Dan sekarang peri ini sudah berada sangat dekat dihadapannya. Bahkan mentari pagi mengizinkan Kay untuk melihat keindahan wajah peri cantik ini dalam terang, wajah yang Kay rindukan sudah sangat lama.

Matahari yang menempatkan posisi ditengah-tengah mereka berdua, kini cahayanya meredup saat Vionna mendekatkan wajahnya ke wajah Kay, Vio menutupi matahari diantara mereka dengan cumbuannya.

Sedang Kay sudah tidak peduli lagi ini halusinasi atau nyata, Kay lebih memilih untuk menikmati ciuman manis itu.

Saat ciuman hangat itu lepas, Vionna mengusap lembut bibir Kay.

Dancing on my body (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang