43

1K 52 2
                                    

Tidak memaksa, tapi nggak akan jadi masuk akal rasanya kalau seorang author nggak ngingetin readers-nya buat vote sebagai bentuk dukungan dan memotivasi authornya untuk rajin Up.

Gue mau rajin, tapi gimana bisa kalau vote kalian masih suka selang-seling? Bahkan dilongkap.

Vote, oke?
Sayang... Aku minta Vote nya yah?
Terima kasih :)

Dah, baca dulu, soal double atau triple Up itu gampang. Gue juga sama nggak sabarnya kayak kalian buat terus bantu tulisin kisah Kay sama Vio. Kisah mereka emang manis. Nanti kapan-kapan gue bikinin book yang lebih manis dari ini, mau?

________________________

"Phi Kay... Tolong tetap sadar," ucap Shiza merunduk lagi-lagi untuk melihat wajah Kay yang lengannya sedang ia pegangi itu.

Sedang Kay benar-benar pusing. Tubuhnya semakin panas rasanya. Bahkan untuk berdiri tegak saja dirinya sudah tidak mampu. Penglihatannya kabur berbayang dan perlahan meredup, tapi Kay berusaha semaksimal mungkin untuk tetap sadar.

Shiza beserta orang suruhannya itu kesulitan membopong tubuh Kay yang tidak stabil berdiri, namun Shiza tidak mau menyerah. Sebentar lagi rencananya akan berhasil untuk memiliki Kay, lebih tepatnya mencicipi tubuh Kay untuk malam ini.

"Kay!"

Ditengah Shiza beserta pria suruhannya kesulitan begitu, tiba-tiba sudah berdiri satu wanita dihadapan mereka.

Kay yang merasa sangat kenal dengan suara itu berusaha mengangkat kepalanya. Berusaha mempertegas penglihatannya walau nyatanya tetap tidak bisa. Seluruh pandangannya kabur dan berbayang. Bahkan pikiran Kay sekarang sudah mulai terganggu, beberapa imajinasi yang tidak bisa Kay bedakan nyata atau tidaknya kini mulai bermunculan.

Shiza yang belum selesai terkejut dengan kehadiran wanita ini, sekarang dibuat kesal juga dengan tingkah Kay yang seolah tetap ingin menyadari kedatangan sosok wanita ini.

"Mengapa kau datang?" tanya Shiza geram. Padahal rencananya hampir saja berhasil.

"Mau kau bawa kemana Kay?" tanya perempuan itu lebih mengintimidasi.

"Bukan urusanmu! Beberapa minggu kebelakang aku cukup dekat dengan Phi Kay, jadi kau tidak berhak ikut campur!"

"Berikan Kay padaku!"

Perempuan itu meraih tangan Kay berniat untuk menariknya dari tangan Shiza. Namun Shiza pun tak ingin melepaskan Kay begitu saja.

Shiza menahan lengan Kay yang ia rengkuh sedaritadi.

"Tidak!" ucapnya.

"Kenapa tidak? Aku masih keluarganya walau tak sedarah. Mengapa kau tidak mau menyerahkan Kay padaku? Apa ada sesuatu yang ingin kau lakukan?"

Seketika Shiza tidak bisa berbuat apa-apa. Dirinya diam seribu bahasa tidak bisa menyangkal perkataan wanita ini, ditambah beberapa orang juga memperhatikannya. Akan jadi tercium jika Shiza tetap memaksa untuk membawa Kay bersamanya.

Perlahan Shiza melepaskan rengkuhannya membiarkan wanita itu menarik Kay darinya. Wanita itu langsung memapah Kay.

Menatap tajam ke arah Shiza, wanita itu berkata,

"Don't mess with mine!"

Kemudian wanita itu membawa Kay keluar bar meninggalkan Shiza dengan banyak pertanyaan dikepalanya. "Bagaimana bisa ia datang tiba-tiba setelah menghilang cukup lama?"

Ditengah berpikir seperti itu, Wenny datang menghampiri Shiza.

"Sudah... Tidak perlu dipikirkan. Phi Kay juga bukan sembarang orang, kalau kau bersamanya kau juga yang akan tersiksa,"

Dancing on my body (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang