Satu minggu kerja secara full bikin Disti lumayan gila juga ternyata, rutinitasnya yang padat sedikit membuat dia kehilangan waktu untuk dirinya sendiri.
Disti adalah tipikal manusia yang akan biasa-biasa saja berjalan sendirian di tengah keramaian, ia tidak mereka aneh, ia tidak merasa kesepian, atau rasa semacamnya. Mungkin akibat dari terlalu sering berpergian sendiri ke negara orang membuat Disti lebih nyaman dengan dirinya sendiri.
Saat ini setelah padatnya jadwal pekerjaan Disti memutuskan membelokkan stir mobilnya pada satu pusat perbelanjaan di jakarta, dia tidak ingin belanja. Hanya melihat-lihat saja.
Disti merupakan penikmat fesyen aktif, dia tergabung oleh sekelompok perkumpulan fashionista di berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu, ia cukup mengetahui perkembangan dunia tata busana dan sebagiannya.
Dirinya tidak hanya memakai pakaian khas rumah mode kenamaan saja, Disti dapat dikatakan sangat sering mendukung produk khas UMKM dalam negri. Selain memang itu adalah tugas dari pekerjaannya sebagai seorang diplomat, Disti sangat terkesan oleh produk yang dihasilkan oleh masyarakat di Indonesia. Tidak kalah dengan produk luar.
Satu hal yang jarang di sadari oleh banyak wanita adalah kecantikan tidak dilihat dari harga yang tertera pada label pakaian kita, tapi kecantikan dilihat dari jati diri yang kita pancarkan. Pakaian mewah mu tidak bisa menggantikan harga dirimu.
Saat ini sedang ada festival produk lokal yang diadakan di area rooftop plaza Senayan, Disti pun melangkahkan kakinya menuju area tersebut.
"Cantik sekali dressnya. Ini produk asal daerah mana bu?" Tanya Disti pada wanita sedikit paruh baya yang menjaga stand.
"Produk asal Banjarmasin kak, hasil dari kain sasirangan yang sudah di modifikasi. Kita buatnya pakai bahan alami, dan warna alam tanpa merusak lingkungan." Ucap sang wanita tersebut.
Disti cukup terkesima dengan bagaimana cara mereka menghasilkan produk. Melestarikan kain khas daerah mereka, sekaligus menyebarluaskan kepedulian lingkungan.
UMKM semacam ini lah yang perlu di dukung oleh segala pihak, tidak hanya pemerintahan saja. sayangnya sampai hari ini hal tersebut belum maksimal di lakukan.
"Saya sempat dengar kalo banjarmasin cukup sering menghasilkan pakaian-pakain modifikasi dari sasirangan, dan lumayan ramai ya." Ujar Disti pada penjaga tersebut, sembari melihat-lihat pakaian lainnya.
Penjaga tersebut pun tersenyum. "Iya kak, karena harganya lumayan beda saat sudah di modifikasi sama sebelumnya. Selain kita mengikuti trend fesyen, kita juga nyari peruntungan lebih sih kak." Benar... Karena sejujurnya kain-kain khas Indonesia memiliki keindahannya tersendiri baik saat sudah di modifikasi maupun belum.
"Saya mau dres ini satu, kalo di banjarmasin ada store nya bu? Akhir bulan nanti saya ada rencana ke sana." Disti jika sudah sekali penasaran dengan satu hal, ia akan menelusurinya hingga ke akar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Tak Usai
RomanceKisah cinta tak usai, cerita cinta belum selesai. Dia berfikir bahwa hidupnya tak membutuhkan cinta, tapi ternyata ada cinta yang membutuhkannya. Dia berlari hingga lelah, sampai akhirnya ia hanya bisa pasrah. Bahwa cinta itu memang selalu untuknya...