Jomblo

1.2K 116 24
                                    

Hari kemarin berlalu dengan tidak begitu baik, semua fakta yang Disti dapatkan cukup membuat dirinya terguncang, bahkan saat Pragia bertanya padanya apakah laki-laki itu boleh maju lebih jauh. Disti sama sekali tidak memberikan jawaban.

Sebenarnya menjadi wanita lajang di usia dua puluh tujuh tahun membuat Disti kerap kali dikatakan sebagai perawan tua, hidup di lingkup yang begitu kental akan pernikahan membuat Disti selalu menjadi pusat pertanyaan sekitar.

"Kapan nikah Dis"

"Udah tua loh Dis, nanti gak laku."

"Kemarin teman sepantaran mu sudah nikah."

"Teman tk mu sudah punya anak 3 Dis."

Selalu... Hal seperti itu yang kerap kali di pertanyaan pada Disti. Memang apa salahnya dia melajang? Tidak bolehkah hidup hanya tentang dirinya saja?

Lagipula teman Tk nya yang sudah beranak tiga kenapa Disti yang pusing?

Kedua kakak Disti menikah pada usia di bawah dua puluh lima tahun, mereka tidak di buta kan oleh kehidupan pekerjaan semacam Disti.

Bagi Disti menjadi wanita Mandiri dengan pegangan ekonomi yang baik adalah modal untuk dirinya menunda pernikahan.

Jujur saja Disti belum siap jika harus hidup dalam bahtera pernikahan, Disti belum siap untuk menjadi sebaik-baiknya seorang istri, dan dirinya belum merasa pantas untuk dimiliki oleh seseorang.

Setiap hari melihat kehidupan para istri di sekitarnya membuat Disti merasa bahwa dia masih jauh dari kata mampu, belum lagi untuk mereka yang sudah menjadi ibu.

Disti bangga melihat wanita yang berhasil menjadi istri, dan ibu yang baik bagi keluarganya.

Tetapi Disti belum merasa siap menjadi seperti mereka.

Walaupun hampir di setiap waktu Disti selalu saja mengganggu teman-temannya yang sudah menikah, seperti saat ini contohnya dimana momen berkumpul adalah salah satu pembangkit mood terbaik bagi Disti Mayira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Walaupun hampir di setiap waktu Disti selalu saja mengganggu teman-temannya yang sudah menikah, seperti saat ini contohnya dimana momen berkumpul adalah salah satu pembangkit mood terbaik bagi Disti Mayira.

Pada kesempatan kali ini mereka berkumpul di rumah Zuleyna dan Bintara, pasangan muda yang lekat sekali dengan agama. Tak lupa si pembawa kebahagiaan yang hadir ditengah perkumpulan ini, siapa lagi jika bukan Masbi dan Aruna.

Mereka berkumpul di ruang tengah rumah Zu, duduk bersama baik lesehan maupun di sofa. Kali ini mereka berkumpul dengan formasi lengkap termasuk anggota baru yaitu suami Nina, Alvin dahulu memang satu sekolah dengan mereka. Tapi tidak begitu dekat dengan geng Nina.

"Masbi mau punya adik gak?" Tanya Disti pada Abidzhar yang sedang rusuh mengganggu Aruna.

Aruna hari ini memanglah sangat amat imut, bagaimana tidak bandana pink berkarakter babi yang menghias kepalanya menambah kesan lucu bagi bayi perempuan berusia 5 bulan setengah itu.

Cerita Tak UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang