Malam di Prambanan

1.2K 115 5
                                    

Dalam meriahnya acara yang mengusungkan budaya dari seluruh negara bagian Asia Tenggara, dalam balutan kebaya nan tradisional yang identik dengan tampilan khas wanita jawa.

Disti Mayira dapat berbangga hati karena acara yang dipersiapkannya dari sekian waktu lalu, berhasil diusung dan digelar secara baik.

Dalam acara yang sangat amat meriah ini didatangi oleh begitu banyak kalangan, baik dari pemerintah, selebritis, pengusaha, juga rakyat biasa. Mereka berkumpul hari ini tanpa ada pemisah dan jarak satu sama lain.

Ada perwakilan negara yang mendatangi acara ini, juga pada malam ini Presiden Republik Indonesia sudah dijadwalkan untuk menghadirinya.

Banyaknya pengawalan dan pasukan pengamanan baik dari presiden, maupun para menteri jajaran, serta para pejabat negara lain membuat acara ini terlihat sangat istimewa.

Prambanan di malam hari memanglah tidak pernah salah, segala macam keindahan dan keelokan terlihat sejauh mata memandang. Gemerlap lampu temaram yang menjadikan suasana semakin syahdu.

Dibalik latar Prambanan dengan segala keindahannya, para tamu negara dijamu dengan sangat istimewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibalik latar Prambanan dengan segala keindahannya, para tamu negara dijamu dengan sangat istimewa. Menikmati makan malam dari sudut pandang rumah makan Rhama Shinta yang kerap kali menampilkan pertunjukan Ramayana.

Disti pun memandang semuanya dari kejauhan, memastikan tidak ada yang kurang, dan semua berjalan dengan sesuai harapan. Sesekali berbincang dengan banyak orang.

"How was the show? Enjoying it?" Tanya Disti saat berada di meja para tokoh publik yang kini sedang berbincang hangat.

Beberapa dari mereka membawa pasangan dalam acara ini, karena dari pihak panitia pun tidak mempermasalahkan hal tersebut.

"Amazing, how can you prepare all this in such a short time? Kalo gak salah sebenarnya acara ini bakal terlaksana di malay kan?" Tanya Alvin yang berada di meja tersebut.

Disti mengangguk setuju "Bener, memang sebelumnya kita sudah merencanakan akan diadakan di Malaysia. Tapi karena satu dan lain hal, akhirnya diputuskan untuk di Indonesia."

Nina yang berada dalam satu meja yang sama menemani suaminya pun menunjukkan atensi keberadaannya, "You always make us all proud, always know what you want. Without needing to say much."

Disti yang mendengar hal tersebut pun tertawa hambar. Memang lebih baik menunjukan hasil, dibandingkan berucap tak pasti.

"Makasih banyak atas pujian dan apresiasinya, memang dibalik acara ini banyak banget orang-orang hebat dibaliknya. Terimakasih juga semuanya sudah mau berkontribusi buat keberlangsungan acara ini." Ucap Disti dengan sangat anggun kepada semuanya.

Mereka semua mengenal Disti sebagai seorang teman, kerabat, rekan kerja, atau apapun lainnya. Tapi satu yang mereka semua tau tentang Disti, bahwa dirinya bukanlah orang yang suka berkoar-koar akan pencapaian hidup, karena baginya akhir hidup semua manusia tetaplah sama, yaitu kematian.

Cerita Tak UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang