Nina Headache

1.1K 86 22
                                    

Yogyakarta berakhir kisahnya usai, mari kembali pada rutinitas Jakarta. Acara kemarin sudah sukses dihelat dan sudah jelas prestasi mereka tercatat dalam setiap lini masa asia.

Setelah sekian lama yang suntuk, sekian waktu yang sibuk. Akhirnya Disti mendapatkan juga hari liburnya yang indah. Hanya tidur, tidur, tidur dan tidur surga dunia yang jarang sekali Disti genggam.

Kedua orang tua Disti sudah dipastikan sibuk berada di kampung mengurus beberapa hal di sana. Satu dan lain hal, yang sebenarnya sangat melelahkan. Hari ini Disti benar-benar membayangkan menghabiskan hari liburnya dengan sangat nyaman.

Dengan jeruk ditangan, majalah dalam genggam, berita terkini selebriti dalam layar, tak lupa ponsel yang diapit oleh telinganya. Sungguh repot, namun membahagiakan.

Kursi panjang argh Disti sudah sangat rindu. Berita infotainment, Disti kangen kalian.

Bayangan indahnya hari ini sudah sangat mengawang-awang dalam benak  Disti, dimana dia sudah sangat menantikan harinya ini. Sendiri, sepi, dan sunyi. Bahagia yang sangat sederhana namun mahal harganya.

Segala macam makanan dan juga minuman sudah terbayang dalam benak Disti, semuanya. Sungguh Disti sedang membahagiakan dirinya sendiri.

Banyak sekali mention di ponsel yang khusus untuk hari ini Disti abaikan, dia butuh waktunya sendiri. Disti sedang lelah dengan banyak hal, dia butuh ketenangannya.

We Get married

Nina.
Gessss pintu rumah siapa yang hari ini lagi gak rusak?

Waduh masalah ini. Kalo Nina sudah bertanya seperti ini sudah dapat diartikan bahwa wanita itu dalam hitungan waktu sudah akan berada di kediaman salah satu dari mereka. Aduh, Disti gak siap.

Ummanya Masbi
Pintu rumah gua sih oke, tapi jalanan depan cluster lagi di cor. Pajero lu gak masuk.

Di cor darimana nya? Cluster itu kan baru aja di perbaiki. Semalam dia lewat masih baik-baik aja. Gak ada lubang, gak ada masalah. Malah tadi pagi ada bis karya wisata anak SMP yang berhenti di situ.

Aruna's ibu.
Kalo gua jalanan oke, pintu rumah oke, pager oke, tapi kan gua masih di rumah bapak ibu gua.

Tari sebagai satu-satunya harapan Disti ternyata tidak bisa diharapkan, aduh. Gimana ini? Sudah dapat dipastikan momen sendiri nya akan kembali terganggu.

Nina.
Kayaknya dari semua yang available sekarang rumahnya amih ya? Yaudah gua otw yaa.

Mau ngeles tapi kasihan anak orang, sendirian di rumah. Gabut, gak kerja, liat naik turun saham tapi harga pasar lagi anjlok. Kasihan Disti sebenarnya dengan Nina, tapi sebenarnya dirinya sendiri yang harus lebih dikasihani.

You.
Just read.

Tidak ada pilihan lain. Maka pager rumah Disti harus dia ganjal dengan koran lagi. Mau tidak mau, dia butuh ketenangan.

Alvin Bass.

You.
Vin gua tau lu sibuk, sangat amat. Tapi boleh bantu gua? Tolong suruh Nina belanja aja vin. Jangan ke rumah gua...

Sebelum mengganjal pagar dengan koran, Disti butuh bantuan dari salah satu pawangnya Nina. Walaupun sebenarnya mbak Rara saja sudah tidak mempan untuk Nina.

Cerita Tak UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang