Suasana Yogyakarta selalu membuat Disti berhasil terbius dalam pelukannya. Suatu kota yang penuh dengan senyum dan sapa, sejauh kita melangkah. Satu hal yang sangat amat jarang kita temui dalam buai ibu kota.Malam ini Disti memutuskan untuk melangkahkan kakinya kearah jalan legendaris bernama malioboro, melihat secara langsung sudut malam terbaik di kota para pelajar.
Bedanya hanyalah malam ini Disti tidak berpetualang sendiri, ada seseorang disampingnya. Seseorang yang berkata bahwa ia ingin mengenal Disti jauh lebih dalam lagi.
"Kamu lulusan salah satu kampus di sini kan? Dulu awal pertemuan kita juga karena kamu dikirim sama kampusmu." Ucap seseorang di samping Disti.
Disti hanya melirik sejenak, lalu kembali melanjutkan memakan kuaci di tangannya. Kuaci adalah cemilan segala keadaan bagi Disti.
"Kalo sudah tau kenapa nanya? Lagian kamu juga sudah memantau saya dari lama, tidak mungkin hal kaya gitu saja tidak tau." Balas Disti dengan santai.
Saat ini mereka berdua Disti, dan Pragia sedang duduk bersama dalam satu bangku yang sama dalam satu sisi tugu Yogyakarta.
Tadi sore Pragia mengirimkan nya pesan. Bait tulisan yang berisikan ajakan laki-laki itu untuk membawa Disti berkeliling jogja di malam hari, sekaligus berjanji pada Disti untuk menjelaskan segala macam hal yang memang perlu dijelaskan.
"Itu namanya basa-basi Mayira. Kamu ini tidak mengerti sekali." Kesal Pragia dengan balasan Disti.
Disti tertawa kecil, sudah lama dia tidak berada dalam perbincangan dengan seorang laki-laki, dalam tanda kutip hubungan yang menggunakan perasaan.
"Selain Pria kamu punya mantan lain? Ini saya beneran nanya." Tanya Pragia terhadap Disti, tangan laki-laki itu sibuk mengambil kuaci dalam genggaman Disti.
Disti pun terdiam lalu mengetuk jari jemari di atas kepalanya tanda sedang berpikir keras. Mengingat adakah kisah klasik cinta yang dia lalui sebelum dengan Pria?
Melihat Disti yang susah payah mengingat membuat Pragia mengasumsikan dua kemungkinan yaitu, tidak ada. Atau banyak sekali hingga perlu waktu untuk mengingatnya.
Melihat Pragia yang dengan polos menatapnya sembari menunggu jawaban darinya membuat Disti tertawa kecil, ternyata masih seindah ini terjebak dalam permainan rasa.
"Banyak banget ya?" Tanya Pragia dengan polos kepada Disti.
Disti yang mendengar hal tersebut pun tertawa lumayan kencang, kenapa lucu sekali laki-laki ini? Bukannya dia sudah mengetahui segala macam kehidupan Disti? Kenapa sekarang polos sekali bertanya tentang dirinya.
"Kalo ada kenapa? Dan kalo gak ada juga kenapa?" Bukannya menjawab Disti justru membalikkan pertanyaan Pragia.
Pragia yang mendengar balasan Disti justru kian menunjukkan rengutan di wajahnya. Imut sekali pikir Disti, sangat tidak cocok dengan proporsi badan laki-laki itu sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Tak Usai
RomanceKisah cinta tak usai, cerita cinta belum selesai. Dia berfikir bahwa hidupnya tak membutuhkan cinta, tapi ternyata ada cinta yang membutuhkannya. Dia berlari hingga lelah, sampai akhirnya ia hanya bisa pasrah. Bahwa cinta itu memang selalu untuknya...