Yokohama. 20.15
Seorang gadis bersurai hitam kelabu tengah menyelesaikan laporan yang ia buat tentang kasus pembunuhan tempo hari.
Tangannya sangat cekatan sampai dua atau tiga tumpuk laporan selesai dalam satu jam. Memang, pekerjaan yang tertunda membuatnya lelah.
Tak!
''Akhirnya selesai...'' guman gadis tersebut sembari merenggangkan tubuhnya. Akhirnya tugas hari ini ia selesaikan dengan cepat.
Hirotaka (Name).
Itulah namanya. Walaupun memakai marga samaran, dia tidak peduli. Karena berbagai alasan dia harus merubah marga dan warna rambutnya.
Sekarang waktu telah larut. Kantor Agensi telah tutup. Ia melangkahkan kaki mengambil coat hitamnya, berjalan keluar kantor di gelapnya malam.
Sesaat ingin berjalan ke asrama, (Name) mengeluarkan rokoknya, menyalakan dengan pemantik dan mulai menghisap rokok tersebut, melakukan ritual penenangnya.
(Name) memang seorang perokok, tetapi tidak terlalu sering. Sesekali ia begitu saat stress dan banyak pikiran. Hanya merokok yang ia lakukan.
''Seorang perempuan tidak baik lho merokok dan berjalan di tengah kota yang sunyi'' celetuk seseorang.
(Name) berbalik, menatap seorang pria dengan coat yang sama modelnya dengan miliknya, hanya saja berwarna coklat. Iris mata (Name) menatap lekat pria bersurai hanzel tersebut.
''Aku habis menyelesaikan laporan, Dazai- san. Daripada dirimu yang keluyuran tidak mengerjakan tugas'' timpal (Name) sembari menghembuskan nafas rokoknya.
Ya. Pria tersebut adalah maniak bunuh diri. Dazai Osamu. Dazai menganggap (Name) layaknya sahabat dan adiknya sendiri. Dazai hanya terkekeh dan berjalan bersandingan dengan (Name).
''Oh ayolah. Gadis 16 tahun bekerja sebagai detektif, ancamam Port Mafia dan pecandu rokok. Bukankah itu tidak wajar bagi gadis muda?'' Ujar Dazai.
''Terserah diriku. Aku ya aku, mereka ya mereka. Aku tidak akan menjadi orang lain. Dan lagi, aku tidak pecandu rokok'' ucap (Name) sembari mematikan rokoknya dan membuang ke tempat sampah.
''Hm~ yasudahlah. Bagaimana kalau kau sekolah? Tidak di Yokohama tapi di Sendai. Aku punya kenalan disana'' tawar Dazai. ''Tidak terima kasih'' tolak (Name).
''(Name)- chan. Kau tidak akan memiliki masa indah di SMA, lho. Masa hidupmu hambar terus. Bertarung, bekerja sambil video cover di Yo*tube saja?'' Ucap Dazai. (Name) menatap heran senpai- nya.
''Berkacalah, Dazai- san. Kau juga tidak pernah sekolah. Hanya bekerja membunuh orang saat di Port Mafia, kan?'' Ucap (Name).
Jleb!!
Dazai tertohok dengan kata - kata (Name). Memang benar dia menghabiskan masa mudanya di Port Mafia. Salah satu dari Soukoku di Yokohama ini memang tidak sekolah.
''Urgh... dingin sekali kau'' keluh Dazai miris. (Name) menggedikkan bahunya tak peduli dan berjalan. Tanpa sadar mereka telah sampai di asrama dan berpisah di ruangan mereka sendiri.
•••
''(Name)... tak kusangka kau itu monster''
''Pergilah dari sini!!''
''Aku muak dengan anak sepertimu''
''Kau bukanlah adik kami''
''Mati saja!! Monster!!''
''Hah!!... hah... hah...''
(Name) terbangun dari mimpi buruknya. Nafasnya terengah - engah dan keringat dingin bercucuran. Dia menghela nafas lega dan segera beranjak dari futon miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Life With A Monster (BSD × READERS × HAIKYUU)
FanfictionHidup seperti kita menjelajahi sungai. Terkadang berlika - liku, pasang surut dan menemui monster di dalamnya agar dapat mencapai muara kesuksesan. (Name), gadis yang telah mengalami hal berat selama 7 tahun kini mencoba mencari kehidupan yang tena...