Miyagi. 06.00
.
.
.Aria terbangun dari tidur lelapnya. Dia teringat hari ini adalah hari pertama tahun baru. Entah kenapa dia begitu semangat menanti hari ini.
Aria menyibak selimutnya, mulai merapikan ranjangnya, berjala ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi. Kini wajahnya tampak segar.
Langkah kecilnya menuju kamar (Name). Tangannya memutar kenop pintu perlahan. Netra safirnya menagkap lampu di kamar ibu dan ayahnya mati.
Namun, Aria tahu jika kedua orang tuanya masih tidur di kasur yang sama. Jadi dia memiliki niat jahil untuk membangunkan mereka secara tiba - tiba. Lampu kamar dia nyalakan lalu mengambil ancang - ancang melompat.
''Mama! Papa! Okite(Bangun)!!''
Bruk!
Aria meloncat dan terjun di antara kedua orang tuanya tidur. Chuuya dan (Name) langsung terjingkat kaget kala anaknya membangunkan mereka.
''Astaga, nak... kau mengagetkan Papa'' ucap Chuuya lega. Aria terkekeh senang karena rencananya berhasil.
(Name) dan Chuuya beralih duduk di ranjang. Aria langsung memeluk sang ibu yang masih setengah sadar.
''Mama! Papa! Selamat Tahun Baru!!'' Ucap Aria. (Name) mengelus surai coklat terang anaknya sembari tersenyum tanpa disadari.
''Selamat tahun baru, Aria'' ucap (Name). Aria melepas pelukannya pada ibunya. Matanya melihat ada bekas merah di leher (Name) lantas bertanya.
''Mama. Di leher Mama ada apa?'' Tanya Aria. (Name) reflek menutupi lehernya. Netra gelap (Name) melirik kesal ke arah Chuuya. Siapa lagi jika bukan Chuuya pelakunya.
''A-Ayo segera bangun. K-kita jalan - jalan pagi'' ucap Chuuya tergagap guna mengalihkan topik pembicaraan tadi.
Jika kalian ingin tahu apa yang terjadi pada leher (Name). Akan Kiara beritahu.
Flashback :
Malam tahun baru. 22.00
''Hoam... Papa, Mama. Aria tidur dulu di kamar. Oyasumi...'' ucap Aria mengucek mata kecilnya lalu berjalan ke kamar.
''Oyasumi'' jawab (Name) dan Chuuya serempak. Kini, tinggal mereka berdua di ruang tamu.
''Ne, (Name). Apa aku boleh minum?'' Tanya Chuuya. ''Tidak. Jika kau minum, aku tak mau menyadarkanmu'' tolak (Name).
''Ayolah... aku tidak sampai mabuk'' pinta Chuuya dengan mata penuh harapan. (Name) memijit pangkal hidungnya lelah.
''Haah... Wakatta'' ucap (Name) pasrah. Ia kembali melanjutkan menulis ulang partitur yang dibuat oleh Hotaru. Sementara Chuuya sudah mulai minum entah berapa gelas.
(Name) selesai menyalin partiturnya dan beranjak ke kamar meninggalkan Chuuya. (Name) menata semua barang - barang yang akan ia bawa ke Tokyo, termasuk gitar akustik dan gitar bass -nya.
''Huft... tinggal tunggu hari'' keluh lega (Name). Tiba - tiba, dirinya dipeluk dari belakang oleh Chuuya. Dimana sang empu seperti menyenderkan beban tubuhnya pada (Name).
(Name) yang tubuhnya hendak menatap meja langsung menahan tubuhnya dengan kedua tangan. Alhasil posisi mereka agak ambigu.
''Ne... (Name)...'' bisik Chuuya. (Name) yakin orang itu mabuk berat. ''Sudah kubilang jangan minum, tapi kau keras kepala. Lihat! Kau mabuk sekarang'' tukas (Name) kesal.
Namanya orang mabuk tentu tak sadar melakukan apa dan emosinya naik turun. Tangan Chuuya malah meraba perut (Name) dengan lancang, membuat sang empu bergidik geli dan tak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Life With A Monster (BSD × READERS × HAIKYUU)
Fiksi PenggemarHidup seperti kita menjelajahi sungai. Terkadang berlika - liku, pasang surut dan menemui monster di dalamnya agar dapat mencapai muara kesuksesan. (Name), gadis yang telah mengalami hal berat selama 7 tahun kini mencoba mencari kehidupan yang tena...