Revisi!
_________________________________________
Gedung Port Mafia. 14.00
.
.
.
(Name) mengetuk sepatunya, berjeda - jeda seperti menghitung sesuatu. (Name) menghitung waktu dengan mengetuk ujung sepatunya pada lantai.Hingga di ketukan terakhir, pintu terbuka. Netra hitam (Name) melirik ke pintu. Disana, masuklah anggota Kadal Hitam, Chuuya dan Kouyo. (Name) tersenyum miring kala Chuuya membawa berkas berisi lokasi Fyodor.
''Bagaimana kabarmu, Hirotaka- chan? Sepertinya kau terlihat senang. Apa kau balikan sama Chuuya?'' Tanya Kouyo menggoda. Tentu Chuuya baperan dengan pipi merona.
''Anee- san!'' Hardik Chuuya malu.
''Seperti yang kalian lihat sendiri. Aku menghitung waktu tanpa jam. Hanya bisa mengetuk sepatu'' jawab (Name) sembari mengetuk sepatunya. Perlahan, ia menggunakan kemampuannya untuk melerai atom tali yang mengikatnya.
''Chuuya- san. Kau dapat lokasinya?'' Tanya (Name). Chuuya memperlihatkan kertas yang ia bawa. Terlihat gambar 1 lokasi di sekitar Yokohama.
''Aku mendapat ini dari anak buahku yang ternyata bersekutu dengan Fyodor. Lokasi tepatnya ada di lorong bekas tambang. Disana aku melacak ada sinyal yang sama dengan sinyal yang meretas Moby Dick agar jatuh ke Yokohama. Mungkin ini tempatnya'' jelas Chuuya. (Name) mencermati lokasi tersebut.
'Lokasi tambang, ya... akan sulit ini' batin (Name) kesulitan. (Name) mengangguk dan bersender pada kursi.
''Arigatou. Kini aku tau lokasinya'' ucap (Name) lega. Kepalanya mendongkrak, menatap langit - langit ruangan. Lehernya gerah dan berkeringat karena ruang tawanan sungguh pengap dan panas.
Chuuya hanya memalingkan muka dengan wajah merona karena leher (Name) terekspos. Ditambah keringat yang menetes mengundang syawatnya.
''Oya? Apa kau terpesona dengan (Name)- chan?'' Goda Kouyo pada Chuuya. ''Anee- san!!'' Teriak Chuuya.
''Sepertinya kau dan Aria memang mirip, ya. Logat kalian sama'' celetuk (Name) spontan. ''Tentu saja! Karena dia anakku'' sentak Chuuya kelepasan, dia menahan malu setengah mati.
Tentu anggota Kadal Hitam kaget. Namun mereka diam saja daripada bertanya, malah mereka yang akan dihabisi atasannya yang temperamen.
''Satte, satte, satte... kutebak. Kalian kemari pasti waktunya habis, 'kan?'' Tebak (Name). Tali yang mengikatnya sudah mulai nelonggar dan lapuk, tinggal menunggu waktu.
''Ya. Sudah waktunya. Mereka gagal. Kami akan menahanmu sebagai tahanan Port Mafia'' jelas Hirotsu. (Name) menyeringai licik dan langsung mengibas tangannya agar tali yang lapuk itu hancur.
''Sayang sekali... aku akan lari'' ucap (Name) berdiri dari kursi. Mereka spontan dalam posisi siaga senjata.
''Percuma. Tidak ada jalan keluar disini. Setiap lorong di luar ruangan ini ada CCTV dan pejanga. Selain itu, disini adalah lantai atas gedung. Kau tak bisa lari'' ujar Tachihara menodongkan pistolnya.
Kretek!
Mereka bergidik ngeri hanya karena (Name) menggertakkan jari jemari. Terdengar seperti ancaman. Mereka tetap ingat jika gadis bersurai kelabu itu adalah ancaman organisasi.
''Terima kasih atas informasi gedungnya. Aku sudah tau karena aku selalu mengetuk kakiku ke lantai'' ucap (Name) seperti teka - teki bagi Tachihara. Tentu pria berplester di hidung tersebut bingung.
''Maksudnya, dia sudah mengetahui semua isi gedung ini. Kemampuannya adalah tipe sensorik. Dapat melacak, mengetahui posisi dalam sekali sentuh. Apa kau lupa?'' Jelas Hirotsu, dia terheran pada Tachihara yang pelupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Life With A Monster (BSD × READERS × HAIKYUU)
FanficHidup seperti kita menjelajahi sungai. Terkadang berlika - liku, pasang surut dan menemui monster di dalamnya agar dapat mencapai muara kesuksesan. (Name), gadis yang telah mengalami hal berat selama 7 tahun kini mencoba mencari kehidupan yang tena...