(Name) POV
——————————————————–3 Tahun yang lalu...
''Ya... Anda benar, Tuan Fukuzawa'' ucapku sembari menengok datar ke arah Tuan Fukuzawa. Ketegangan memenuhi ruangan ini, lalu...
Ckrêk!
Pria berkacamata itu tiba - tiba menodongku dengan pistolnya kepadaku. Tak hanya itu, pria bersurai senja tadi langsung bersiaga dengan tangannya terulur ke arahku. Aku merasakan gelombang supranaturalmya tertahan di tangan.
''Ada perlu apa pembunuh licik nan sadis sepertimu kemari?'' Ucap pria berkacamata tersebut geram. Aku menempelkan dahiku tepat di pistol tersebut.
''Aku hanya mengantar surat, sekaligus ingin bicara sesuatu dengan beliau'' ucapku sembari menatap tajam. Dia nampak tertekan.
''Turunkan senjata kalian'' perintah Tuan Fukuzawa. Mereka langsung berhenti siaga padaku dan minggir. Tuan Fukuzawa langsung duduk berhadapan denganku. Aku langsung memberi surat tersebut padanya.
''Letjen Fukuchi menitipkan ini pada saya yang tengah cuti. Padahal saya ingin berkunjung dengan tenang disini'' keluhku sembari bersender pada sofa.
Tuan Fukuzawa tampak menyeringit tak suka membaca surat tersebut. Aku penasaran dengan surat tersebut. Kemudian Tuan Fukuzawa meletakkan surat tersebut di meja.
''Sebelum membahas lebih lanjut. Apa tujuanmu datang ke sini?'' Tanya Tuan Fukuzawa serius.
''Hanya ingin berlibur, berobat dan bertamu pada 'seseorang'. Hanya itu'' ucapku terus terang. Namun aku masih menyimpan rasa tak enak karena ingin sekali mengatakan apa yang ada di hatiku.
''Kau berbohong. Pasti ada yang masih kau sembunyikan selain tadi. Kau tidak bisa membohongi detektif seperti kami'' ucap Ranpo- san sembari memakai kacamata. Berati percuma aku berbohong disini.
''Haah... wakatta. Setelah aku berkunjung disini, aku hanya ingin mengobrol sesuatu pada Tuan Fukuzawa'' ucapku pasrah.
''Sebagai sesama pembunuh, pengalaman saya dengan anda pasti berbeda, Tuan Fukuzawa. Tapi disini, saya ingin minta saran'' ucapku membuat pria yang disandang dengan Serigala Perak itu tersentak.
''Kisama! Jangan menganggap Sachou kami adalah pembunuh sepertimu!'' Bentak pria berkacamata tersebut. ''Tenanglah, Kunikida- san'' ucap pria bersurai senja tersebut. Ah... jadi dia yang bernama Kunikida.
''Saran seperti apa?'' Tanya Tuan Fukuzawa. Aku mengambil nafas dan menghembuskannya perlahan, mencoba untuk tenang.
''Bagaimana cara menebus dosa kematian?'' Tanyaku membuat keheningan kembali melanda.
''Apa kau ada masalah dengan 'kematian'?'' Tanyanya membuatku terpancing untuk menceritakan semuanya. Namun aku jamin, beliau orang yang dapat kupercaya.
''Sebelum saya masuk angkatan militer, aku pernah membunuh seseorang. Orang tersebut adalah penindas pada orang - orang labil seperti saya'' ceritaku.
''Saya kabur dari rumah dan ke tempat paman saya, berharap saya menjadi orang baik disini dan bisa menebus kesalahan kemarin. Tapi nyatanya, paman sama seperti saya. Seorang pembunuh walau berhati malaikat'' jelasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Life With A Monster (BSD × READERS × HAIKYUU)
FanfictionHidup seperti kita menjelajahi sungai. Terkadang berlika - liku, pasang surut dan menemui monster di dalamnya agar dapat mencapai muara kesuksesan. (Name), gadis yang telah mengalami hal berat selama 7 tahun kini mencoba mencari kehidupan yang tena...