23. Perang 3 Organisasi (2)

855 128 7
                                    

Yokohama. 08.25.
.
.
.

''Akane, jangan tinggalkan aku''

''Iya, iya. Akan kutunggu. Cepatlah''

''Akane, aku lelah. Jangan tinggalkan aku''

''Baiklah. Sini kugendong''

Bruak!

''Uhuk... hiduplah lebih lama, aku menyayangimu... (Name)''

''Ikanaide!! Akane!! Meo samashite!!''

''Akane!!''

''Jangan tinggalkan aku... AKANE!!''


























''Hah!!!.... hah... hah...''

(Name) terbangun kaget dari mimpinya. Nafasnya terengah - engah, tubuhnya berkeringat, hatinya tak tenang. Masa lalunya berputar kembali dalam pikirannya.

(Name) menghela nafas lega dan beranjak bangun untuk membersihkan asrama Dazai dan mandi. Setelah membersihkan diri, ia mengenakan baju yang sama. Kemeja putih, rok hitam, stocking sepaha, sabuk khusus, dan sepatu boots sebetis. Tak lupa coat.

Kemudia ia membawa rokok, pemantik, ponsel, beberapa lembar uang untuk sarapan. Sebenarnya sejak kemarin malam, (Name) belum makan.

Katananya ia sembunyikan dibalik coat hitamnya. (Name) berjalan menyusuri jalanan yang mulai ramai di Yokohama untuk mencari sarapan.

(Name) akhirnya membeli onigiri, makanan kesukaannya. Ia membeli tiga sekaligus untuk makan siang nanti. Tak lupa membeli dua botol air minum.

(Name) makan dipinggir kanal sungai Yokohama yang terhubung dengan muara sungai. Ia suka pemandangan sungai di Yokohama.

Netra (Name) menangkap seorang anak kecil yang berjalan gontai dan berpakaian compang - camping. Kemudian bocah tersebut jatuh di trotoar.

(Name) segera menghampiri gadis kecil tersebut. Ia menimang bocah tersebut yang kurus dan lunglai. ''Hei... sadaralah, dik'' ucap (Name) sedikit mengguncangkan bocah tersebut.

Perlahan, netra safir bocah tersebut terbuka walaupun berkabut. Ia hanya menggumankan satu kata...

''Ibu... aku lapar....'' rancau gadis kecil tersebut terus menerus. (Name) yang tak kuasa melihat kemalangan tersebut membuka bungkus onigirinya dan memberikannya kepada bocah malang tersebut.

''Ini, makanlah'' ucap (Name). Gadis kecil tersebut menerima onigirinya dan makan dengan lahap. Sesengukan terdengar, bocah tersebut makan sembari menangis.

Selapar itukah dia?

''Umai... umai... umai...'' ucap gadis itu disela makannya. ''Habiskan makananmu, jangan tergesa - gesa. Makanannya tidak akan lari'' tutur (Name).

Bum!!

Suara dentuman dari jembatan mengagetkan (Name) dan gadis tersebut. Bocah kecil tersebut gemetar ketakukan. (Name) langsung membawa gadis kecil tersebut ke Kantor Agensi.

(Name) merasakan gelombang Atsushi bertarung dengan seseorang dari Guild. Setidaknya (Name) menghindari pertarungan agar bocah ini aman.

Tak hanya gelombang musuh dan Atsushi yang terdeteksi, gelombang Kyouka juga terdeteksi dan itu dekat dengan Atsushi. (Name) memprediksi bahwa Atsushi telah menemukan Kyouka.

''Kenapa kita lari?'' Pertanyaan polos dan lugu keluar dari gadis kecil bersurai coklat dan bermanik safir yang (Name) ajak lari.

''Tidak apa - apa. Hanya disana tidak aman. Ayo, kuajak ke tempat kerjaku'' ucap (Name) lembut

I'm Life With A Monster (BSD × READERS × HAIKYUU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang