53. Berhasil Membawa-nya Pulang

775 116 25
                                    

Yokohama. 07.00
.
.
.
(Name) berjalan menuju ke ruang inap milik Aria setelah membeli tiga onigiri untuk sarapan dua orang.

Ya. Dua orang.

Dirinya dan Chuuya yang baru keluar dari buku. (Name) kaget setengah mati dengan kemunculan Chuuya tiba - tiba saat ia hendak tidur kemarin malam.

Cklek!

''Tadaima...'' salam (Name) membuka pintu ruangan dan masuk. Terlihat, Chuuya yang mengenakan turtle neck dan celana hitam, tak mengenakan topi sedang duduk di kursi, berhadapan dengan Aria yang masih belum sadar.

''Okaeri, (Name)'' jawab Chuuya tanpa menengok ke arah (Name). (Name) memberikan sebungkus onigiri di hadapan Chuuya.

''Kau belum sarapan. Setidaknya makanlah sebungkus... aumph!'' Ucap (Name) lalu melahap onigirinya dan duduk di sofa rumah sakit. Chuuya membuka bungkus onigiri dan makan dengan malas.

''Ne... Chuuya- san. Memangnya tidak apa - apa jika kau ada disini?'' Tanya (Name) datar.

''Aku sudah diberi cuti oleh Bos. Setelah aku memberikan laporan dan menceritakan apa yang kau jelaskan kemarin tentang Aria, beliau memberiku cuti sampai satu hari setelah tahun baru'' jelas Chuuya.

''Tumben sekali orang itu memberi cuti sampai setengah bulan pada anak buah kepercayaannya'' ledek (Name) sembari terkekeh.

''Hoi. Kau meledek Bosku?'' Ketus Chuuya. ''Tidak. Cuma heran'' sangkal (Name).

Kemudian, mereka terdiam. Keheningan melanda di dalam ruangan tersebut. Mereka sibuk dengan kegiatan masing - masing.

(Name) yang membalas pesan dari Ryoko pasal keadaan Aria sekarang. Chuuya yang setelah makan berganti memandangi Aria lekat.

''Walaupun dia terlahir di tabung, tapi dia mengikat kita dalam suatu hubungan'' celetuk Chuuya. (Name) mematikan ponselnya dan menatap datar Chuuya.

''Terserahmu mau menganggap Aria apa. Yang terpenting, anak itu berada di lingkungan yang aman dari bahaya'' sahut (Name).

''Maa... aku menganggap dia putriku. Kapan lagi aku bisa mendapatkanmu dengan ini'' ujar Chuuya senang dan menyenderkan dirinya pada kursi.

''Mengambil kesempatan dalam kesempitan. Dasar Topi Brengs*k'' tukas (Name).

Tak lama, suara lenguhan kecil terdengar. Aria perlahan membuka matanya. Baik Chuuya dan (Name) langsung beranjak mendekati sisi ranjang Aria.

''Chuuya- san! Cepat panggil dokter!'' Perintah (Name). Chuuya langsung menurut dan memanggil dokter dengan langkah cepat.

''Ugh... Ma..ma?'' Lenguh kecil Aria kembali sadar. ''Yokatta... kau sudah sadar'' ucap (Name) bersyukur.

''Permisi. Saya akan mengecek keadaan Dik Aria. Silahkan keluar dari sini sebentar'' ucap Dokter diikuti perawatnya datang. (Name) mengangguk lalu keluar dari ruangan.

''Oi. Jangan menangis dahulu. Matamu yang terperban belum sembuh seutuhnya'' ujar Chuuya. ''Berisik. Aku tidak menagis'' tukas (Name).

Ya. Mata (Name) sebelah kanan yang berdarah kemarin diperban. Dokter mengatakan jangan menagis dan jangan dipegang ataupun dikucek, karena bisa menyebabkan kebutaan.

Dokter keluar dari ruangan beserta perawatnya yang membawa selang dan kantong darah.

''Bagaimana keadaan putriku, Dok?'' Tanya Chuuya.

''Keajaiban. Dengan tubuh sekecil itu, dia bisa sembuh dan sadar lebih cepat seperti nona ini. Apa kalian keluarga?'' Jelas Dokter lalu bertanya.

''Ya. Kami keluarga'' ucap Chuuya merangkul (Name). Sang empu tengah menahan kesal tapi harus jaga image.

I'm Life With A Monster (BSD × READERS × HAIKYUU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang