Miyagi. 14.30
.
.
.
Teng... Teng... Teng...Bel pulang telah berbunyi. Siang menjelang sore. Semua siswa - siswi di Karasuno berhamburan keluar kelas.
Ada yang langsung pulang, ada yang ke perpustakaan, ada yang mengikuti ekskul dan sebagainya. Mereka memasang wajah bahagia dan riang.
Kecuali (Name).
Dengan wajah muram, dia membawa setumpuk catatan dan tugas yang tertimbun gegara ia belum mengumpulkan tugas sama sekali karena pekerjaannya yang menumpuk.
Satupun belum.
(Name) memang siswa pintar di kelas- tidak, maksudnya seangkatannya. Bahkan kecerdasannya bisa disandingkan oleh mahasiswa universitas peringkat 10 besar.
Hanya saja kemalasan dan ucapannya naudzibilah seperti syaiton nirozim.
''(N-Name)- chan... daijobu?'' Tanya Yachi khawatir. ''Fisikku daijoubu. Hanya jiwa malasku yang tidak'' ucap (Name).
''Apa perlu kubantu?'' Tawar Yachi. (Name) menggeleng pelan sebagai jawaban. ''Tidak perlu. Kau segera pergi ke klub. Biar aku sendiri saja'' ucap (Name) menolak halus.
''Wakatta'' pasrah Yachi.
•••
(Name) mengerjakan tugasnya dengan tertekan. Otak encernya memproses semua soal yang ia jawab dan ditulis dengan cepat. Ini bukan tugas komputer, tapi tulis tangan. Hal inilah yang membuat (Name) malas menulis.
Tak hanya mengerjakan soal, catatan dan materi yang dijelaskan harus dirangkum karena dinilai sebagai nilai kedisiplinan siswa. Apalagi jika pelajarannya sejarah...
Beuh... tangan keram seketika.
Sudah lelah dan letih diri (Name). Ia sampai belum makan malam. Entah lupa atau bagaimana. Tugas yang ia kerjakan harus dikumpulkan besok.
Baru setengah persen ia menyelesaikan tugas. (Name) lapar dan beranjak ke dapur untuk memasak. Ia memasak nasi goreng untuk menghabiskan nasi sisanya. Supaya tidak ada nasi basi.
Makan dengan perlahan dan habis dalam sekejap. Begitulah (Name) jika makan atau minum. Selesai makan malam, ia kembali mengerjakan tugasnya.
Namun kesialan berada di pihak (Name).
Kepalanya berdenyut, pulpennya habis dan pandangannya mulai memberat. Ia harus merokok dan minum kopi agar bisa terjaga. Namun sayangnya kopi di dapur telah habis. Pemantiknya kehabisan gas.
Terpaksa (Name) harus keluar untuk membeli kopi, pemantik dan pulpen. Sekalian beli satu dus dan camilan.
Memakai jaket hoodie, celana training hitam dan rambut terurai. Tak lupa ia membawa rokok dan uangnya yang baru saja mendapat gaji bulanan.
Berjalan sendiri di jalan Miyagi, melihat gemerlapnya bintang dan suasana tenang. (Name) bernafas lega. Mood- hatinya kembali baik.
Namun itu hanya sekejap. Saat hendak ke Sakanoshita, ada keributan di sebuah gang kecil nan gelap. (Name) yang penasaran menghampiri gang tersebut.
''Serahkan uang kalian pada kami!!''
''T-Tidak mau!!''
''Oi boge!! Apa yang harus kita lakukan?''
''Serahkan uang kalian!!''
''Tidak mau!!''
(Name) melihat ada dua orang yang tersudut oleh lima preman dengan balok kayu di tangan mereka. (Name) merasa kenal dengan gelombang dari dua orang tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/333250389-288-k42186.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Life With A Monster (BSD × READERS × HAIKYUU)
FanficHidup seperti kita menjelajahi sungai. Terkadang berlika - liku, pasang surut dan menemui monster di dalamnya agar dapat mencapai muara kesuksesan. (Name), gadis yang telah mengalami hal berat selama 7 tahun kini mencoba mencari kehidupan yang tena...