Miyagi. 14.00
.
.
.(Name) sudah mulai masuk seperti biasa. Ia dipandang baik dan ramah oleh semua warga sekolah. Tak jarang, (Name) disapa, diberi hadiah dan menjadi buah bibir dikalangan pria.
''(Name)- chan itu cantik''
''Dia tipeku''
''(Name)- san itu keren''
''Aku suka wanita kuat''
''Apa dia sudah punya pacar?''
Begitulah tanggapan para pria. Namun (Name) tak mengidahkan mereka seperti angin lewat. Dia lebih bersama, berkumpul dengan perempuan agar lebih akrab.
Termasuk Yachi.
Yachi lebih dekat dan terbuka dengan (Name). Dia sedikit tidak kikuk dan gugup saat bersama dengan (Name).
Hari ini adalah Interhigh pertandingan Voli. Karena (Name) berniat untuk menonton, sepulang sekolah ia langsung pergi ke gedung olahraga daerah.
Berbekal motornya, dia menancapkan gas menuju ke gor daerah. Semoga pertandingan belum selesai. Begitu harapannya.
Beruntung, doanya terkabulkan. Tim Karasuno sedang bertanding dengan SMK Date Kogyou atau Dateko. Poin mereka sekitar 22 - 24 dengan Karasuno lebih unggul.
Asahi terus menerus memukul bola dari umpan Kageyama. Terlintas di benak (Name), jika Kageyama itu egois memilih pemain.
Setelah beberapa spike yang dipukul, tembok yang kukuh retak. Bola masuk ke area Dateko, membawa kemenangan Karasuno.
''Yosha!!!'' Pekik para anggota Voli Karasuno, baik di lapangan maupun di tribun. Shimada dan Takinoue juga ikut menonton. Mereka bersorak gembira.
Saling beri hormat untuk mengakhiri pertandingan. Mereka tak sadar jika (Name) menonton mereka walau hanya di momen terakhir. Saat mereka hendak keluar dari lapangan, (Name) berceletuk.
''Jangan lupa streching, ya''
Sontak seluruh anggota voli menengok ke arah pagar tribun. Terlihat gadis bersurai kelabu terurai, memakai seragam Karasuno, merangkul tasnya di pundak dan memangku wajah dengan tangan kanan.
''(Name)- san!!/- chan!!'' Sorak mereka bahagia.
''Selamat, ya. Kalian masuk ke babak tiga'' ucap (Name). Mereka mengangguk senang dengan senyuman.
Namun, momen mereka terganggu dengan suara sorakan disisi tribun. Pendukung SMA Aoba Johsai yang riuh memenuhi gor.
Dengan cepat, (Name) segera turun dari tribun menuju ke tempat para gagak yang hendak pulang.
''Ah! (Name)- san!! Kita menang!! Kita menang!!'' Riang Hinata loncat - loncat. (Name) turut senang melihat mentari Karasuno tersenyum cerah.
''Ha'i. Ha'i. Kalian menang. Berjuanglah untuk besok'' ucap (Name) tersenyum kecil dan mengusap kepala Hinata lembut.
'Aku juga mau' batin Kageyama iri. Akhirnya, Kageyama juga melangkah kearah (Name) dan menundukkan kepala.
Karena peka, (Name) berganti mengelus surai raven Kageyama. Hingga si kacamata jangkung menyindirnya.
''Arara~. Ousama ternyata bisa manja, ya'' sindir Tsukishima. Kageyama geram dan menatap tajam si garam.
''Sudah - sudah. (Name)- chan, aku mau bicara empat mata denganmu'' ucap Sugawara. (Name) kebingungan. Ada apa dengan senpainya ini.
''Baiklah'' setuju (Name). Sugawara menarik tangan (Name) lembut dan mengajak ke luar gor, tepatnya disisi gor yang sepi.
''(Name)- chan. Apa benar Kageyama melihat tubuhmu?'' Tanya Sugawara serius. (Name) menghela nafas lega. Ia kira Sugawara mau berbicara tentang apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Life With A Monster (BSD × READERS × HAIKYUU)
FanfictionHidup seperti kita menjelajahi sungai. Terkadang berlika - liku, pasang surut dan menemui monster di dalamnya agar dapat mencapai muara kesuksesan. (Name), gadis yang telah mengalami hal berat selama 7 tahun kini mencoba mencari kehidupan yang tena...