54. Bertamu (End S2 - S3)

832 113 24
                                    

Miyagi. 10.30
.
.
.

''Papa!'' Panggil bocah cilik bermanik safir menghampiri sang ayah yang juga memilik mata yang sama. Chuuya tengah termangu diam di halaman apartemen, melihat pemandangan Miyagi yang belum pernah dia ketahui.

''Doushita, Aria?'' Tanya Chuuya sembari menggendong putrinya. ''Di panggil Mama'' ucap Aria. Chuuya mengangguk lalu berjalan memasuki apartemen (Name).

''Ada apa memanggilku, (Name)'' tanya Chuuya pada (Name).

''Oh! Chuuya- san. Bisakah kau mengangkat meja penghangat di kamarku? Aku masih memasak. Jangan lupa geser sofa agar banyak ruang untuk duduk di bawah'' pinta (Name).

''Tentu. Lalu dimana si KusoDazai?'' Jawab Chuuya lalu bertanya. ''Kemarin malam dia sudah kembali ke Yokohama, 'kan? Apa kau lupa?'' Heran (Name) dengan flat face.

''Ah... aku lupa. Kemudian untuk apa meja penghangat besar di taruh di ruang tamu?'' Tanya Chuuya lagi.

''Akan ada tamu. Teman - temanku mau kesini'' ucap (Name) lalu melangkah ke dapur untuk memasak.

'Berati aku akan bertemu lagi dengan si Megane dan surai raven itu, ya' batin Chuuya ingat Tsukishima dan Kageyama. Chuuya merasa tersaingi oleh dua pemuda pemain voli jenius tersebut.

Mereka melaksanakan kegiatan masing  - masing. Chuuya menata ruang tamu, Aria turut membantu Papanya. Sementara (Name) memasak katsudon dalam porsi besar.

''Chuuya- san! Mejanya sudah ditata?'' Seru (Name) bertanya dari dapur. ''Sudah, sayang!'' Jawab Chuuya sedikit menggoda (Name).

Sring...

Jleb!

Sebuah pisau melayang di sisi pelipis kiri Chuuya. Sang empu meneguk ludahnya susah payah dan merinding dengan pelaku pelempar pisau melayang. Yaitu (Name).

''Ne... jika kau menggunakan kata - kata tak tepat di depan tamuku, kupastikan tak hanya satu pisau melayang padamu'' ucap (Name) penuh penekanan. Chuuya mengangguk cepat dengan keringat dingin mengalir deras di tubuhnya.

Mereka bagaikan 'suami takut istri'.

Aria terkekeh lucu melihat kelakuan kedua orang tuanya. Bukannya takut, malah senang. Memang berbeda anak dari dua monster Yokohama.

(Name) menaruh alas untuk panci rebusan di tengah meja dan menaruh sebakul nasi. Kemudian ia mencabut pisau dapurnya yang menancap di dinding. (Name) kembali ke dapur. Chuuya menghela nafas lega.

''Hihihi... Papa, jangan terlalu menggoda Mama. Mama tak terlalu suka di puji'' ujar Aria terkikik geli.

''Kan hanya bercanda, Nak'' ucap Chuuya mengusap kepala putrinya yang sudah duduk mapan di meja penghangat.

Tok! Tok! Tok!

''(Name)- san!!/-chan!!'' Seru beberapa orang mengetuk pintu apartemen (Name). ''Chuuya- san! Tolong bukakan pintunya!'' pinta (Name) dari dapur. Mau tak mau, Chuuya membuka pintu tersebut.

Cklek!

Saat membuka pintu, terdapat para gagak kelas 1 dan 3 berkumpul di depan pintu. Tak hanya mereka, dua siswa Aoba Johsai yang tak lain dan tak bukan adalah Oikawa dan Iwazumi.

''Eh?! Kok malah mantannya (Name)- san yang ada?'' Pekik Hinata kaget melihat Chuuya.

''Mantan?'' Heran Oikawa.

''Oh, kalian ternyata. Masuklah'' ucap Chuuya lalu mempersilahkan tamunya (Name) ke dalam. Mereka memasuki rumah dengan ragu.

''O-Ojamashimasu!!'' Salam mereka semua memasuki rumah (Name) dan melepas alas kaki mereka.

I'm Life With A Monster (BSD × READERS × HAIKYUU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang