55. Back into Past (1)

642 102 6
                                    

(NAME) POV
_________________________________________

Sepotong ingatan lama yang kelam


Hyogo. 11 Tahun silam.
.
.


.

Namaku Miya (Name).

Umurku 5 tahun. Aku satu - satunya anak perempuan di keluarga Miya serta anak bungsu terakhir. Aku memiliki kembaran tak seiras bernama Akane.

Aku memiliki kakak kembar bernama Miya Atsumu dan Miya Osamu. Mereka seperti pinang di belah dua. Jika Atsumu- nii dengan Osamu- nii seperti 'Mentari' dan 'Rembulan', Aku dan Akane seperti 'Cahaya' dan 'Kegelapan'.

Atsumu- nii dan Osamu- nii menyukai Voli, begitu pula diriku dengan Akane. Ayahku, Miya Hayato memasukkan kami berempat ke sebuah klub voli junior. Beliau orang yang mudah diajak kompromi dan baik hati.

Aku di beri keistimewaan dari gen Bundaku, Miya Shizuka. Yaitu tangan kidal dan kuat. Aku awalnya canggung karena hanya diriku satu - satunya memakai tangan kidal dalam keluarga dan di klub.

''Tenang saja. Justru tangan yang kidal akan menjadi kekuatanmu saat bermain. Pukulanmu menjadi tak terkalahkan'' begitu nasehat Coach-ku.

Aku akhirnya percaya diri. Benar apa kata beliau, pukulanku menjadi tak terbendung dan sulit untuk di terima. Aku semakin suka dalam voli.

Hingga saat aku berumur 6 tahun.


Duak!!

''ARGH!! Sakit!!''

Aku memukul bola terlalu kuat sampai menghatam keras wajah teman se-klubku. Wajar saja dia merintih kesakitan, karena aku membuatnya cedera sampai bocor kepalanya.

Alhasil, Atsumu- nii memberitahu hal ini pada Ayah dan Bundaku. Ayah hanya menasihatiku dan mengajakku ke rumah temanku yang cedera karena ulahku. Aku meminta maaf dan pihak sana menerima maafku.

Namun Bunda berbeda. Dia malah memarahiku habis - habisan. Memang sejak awal dia tak terlalu suka orang kidal. Oleh karena itu, dia memperbaiki tanganku yang kidal dengan paksa.

Ctas!!

''Bunda... hiks... Sakit!!''- (Name)

''Gunakan tangan kananmu jika ingin Bunda berhenti memukulmu!''

Jika aku tak menggunakan tangan kanan, aku dipukul oleh rontan. Itulah tabiat Bundaku selama memaksaku memakai tangan kanan. Aku bahkan tidak boleh ke klub karena hal itu.

''Shh... sudahlah. Aku paham apa yang kau rasakan. Aku akan berbicara pada Bunda nanti. Ayo, kuobati memarmu''- Akane.

Hanya Akane yang bisa memahamiku. Ayahku selalu bekerja di luar kota, jadi tak tahu keadaan putrinya. Sementara kakak kembarku masa bodoh dengan adiknya sendiri.

Akhirnya, aku bisa menggunakan tangan kanan. Namun, saat aku bermain voli di klub, kemampuanku menurun saat menggunakan tangan kanan.

''Si bungsu Miya kenapa menjadi lemah pukulannya?''

''Dia menggunakan tangan kanan. Makanya terlihat lemah''

I'm Life With A Monster (BSD × READERS × HAIKYUU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang