Yokohama. 19.00
.
.
.
''Apa!! (Name) tertembak?!'' Pekik si surai jingga dengan topi fedorannya yang bertengger miring di kepala.''Iya. Chuuya. Ter-tem-bak. Bukan tembak cinta. Tapi tembak peluru. Mungkin sepanjang dua inci di bahu dan dadanya'' jelas orang di seberang telepon.
Dazai memberi tahu Chuuya lewat telepon mengenai (Name). Dazai sebenarnya tahu jika sosok yang ia anggap adik ini disukai rival abadinya.
''Hah... si bedebah Senju itu, dia memang sudah gila. Tak hanya militer saja yang memburonnya. Kami, Port Mafia juga demikian. Karena merusak citra organisasi dan dia kabur begitu saja. Ternyata dia di Miyagi'' ucap Chuuya sembari duduk di kursi kerjanya.
''Bagaimana dengan (Name)? Dia baik - baik saja?'' Tanya Chuuya.
''Ara~. Ini peduli beneran atau cuma pura - pura?~''
''Uruse!! KusoDazai!! Kali ini aku mencintainya beneran!!'' Sentak Chuuya dengan wajah merona.
''Dia baik. Malah tidur nyenyak. Tapi sepertinya kau bersaing dengan anak SMA, deh'' ucap Dazai.
''Hah? Maksudmu?'' - Chuuya.
''Kau punya saingan cinta. Sepertinya (Name) disini sudah ada gebetan''- Dazai
''...''- Chuuya.
''Kau tau Chuuya. Setelah kau membuatnya patah hati, menyerangnya di gang sempit, itu sudah membuat hati (Name)- chan membatu. Dia disini lebih banyak tersenyum daripada disana. Apalagi dengan teman SMA- nya. Laki - laki pula'' cerita Dazai.
''Apa itu benar?'' Tanya Chuuya sendu.
''Ya. Jika tak percaya datang dan lihat sendiri. Jaa... aku mau makan malam dulu'' ucap Dazai lalu memutus panggilan diantara mereka.
Chuuya bersender lesu di kursinya. Matanya memanas dan terpejam. Tak disangka jika cinta tulusnya mungkin saja sudah tidak ada harapan untuk dibalaskan.
''Aku tak akan menyerah. Walaupun sainganku bocah SMA. Tunggu saja'' gumam Chuuya membenarkan topinya.
Disisi Miyagi.
(Name) memakan buburnya dengan malas. Sesendok demi sesendok bubur ia lahap dengan terpaksa sembari melihat televisi yang berisi tayangan anime.
Entah apa yang Ranpo suka lihat tentang anime ninja ini. Terlalu banyak adegan flashback dan episode yang menggantung. (Name) hanya menatap malas.
''(Name)- chan. Kau dapat salam dari Chuuya'' ucap Dazai memasuki apartemen. (Name) yang semula hendak memasukkan bubur ke mulutnya terdiam sejenak.
''Lalu?'' Tanya (Name) datar sembari kembali makan.
''Ya... dia kan bertanya. Bagaimana kabarmu? Sehat atau sakit? Sekolahnya bagaimana?'' Ucap Dazai menyebutkan.
''Ekhem... masih ditaksir sama Eksekutif Mafia tuh~. Kageyama- nya bagaimana nih~'' goda Yosano.
''Berisik. Katakan padanya jangan pernah menanyakan kabarku lagi. Aku muak. Dan untuk Kageyama, kami sebatas teman, Yosano- san'' ketus (Name).
''Are~. Bukannya tubuhmu dilihat oleh Kageyama?'' Heran Yosano.
''Selama asetku tertutup, aku masih aman. Lagian aku seperti memakai bikini di depan pria. Yosano- san malah lepas baju saat melakukan pengobatan, bukan?'' Ujar (Name) membuat Yosano tertegun diam.
''Astaga... ajaranmu sesat, Yosano'' celetuk Ranpo.
Brak!!
''(Name)!!'' Pekik seseorang setelah membuka- ralat membanting pintu apartemen (Name). Semua atensi tertuju seseorang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Life With A Monster (BSD × READERS × HAIKYUU)
Fiksi PenggemarHidup seperti kita menjelajahi sungai. Terkadang berlika - liku, pasang surut dan menemui monster di dalamnya agar dapat mencapai muara kesuksesan. (Name), gadis yang telah mengalami hal berat selama 7 tahun kini mencoba mencari kehidupan yang tena...