Miyagi. 06.30
.
.
.
Drrt....Drrt...
(Name) dibangunkan suara ponselnya yang berdering. Ia terbangun malas dan mengambil ponselnya. Tanpa pikir panjang siapa yang menelpon, (Name) langsung mengangkat panggilannya.
''Mosshi - mosshi... ini siapa?'' Tanya (Name) dengan nada serak.
''Ini aku (Name)- chan. Bisa - bisanya kau lupa denganku. Biar kutebak. Kau baru bangun tidur kan?''
''Ah... Dazai- san. Ya. Gara - garamu, niatku ingin tidur sampai siang jadi gagal''
''Mentang - mentang hari Minggu. Ngebo mulu. Sana bangun! Buka pintumu''
''Biarin. Aku habis babak belur kemarin. Ditambah ada misi dadakan dari Motoya- san, aku tambah capek''
''Ya~ya. Sekarang buka pintumu cepat''
''Apaan sih? Nyuruh orang saja''
''Udah. Cepetan buka''
Akhirnya (Name) menuruti Dazai. Dengan langkah gontai dan malas, ia menuju pintu luar dan membuka pintu.
''Yo''
Dazai dan Ranpo berada di depan pintu apartemen (Name) dengan tampangan tak berdosa. (Name) mematikan saluran telepon dan menatap malas.
''Tumben kesini'' ucap (Name) bersender di sisi pintu. ''Kami mau main. Sekalian kau perlu bantuan bukan?'' Ucap Ranpo.
''Ya. Masuklah'' ucap (Name) mempersilahkan mereka masuk. Dazai berbunga - bunga entah kenapa langsung mencopot sepatunya dan masuk ke apartemen (Name).
''Yooho!! Aku kembali kesini!!'' ujar Dazai berbinar dan duduk di sofa layaknya anak kecil.
''Astaga..'' keluh (Name) sembari menutup pintu. ''(Name). Ada camilan?'' Tanya Ranpo.
''Geledah kulkasku sana. Jangan diambil semuanya'' ujar (Name). Dengan senang hati Ranpo menggeledah kulkas (Name).
''Sorede... apa yang harus kulakukan?'' Tanya Dazai masuk ke permasalahan. (Name) duduk di sofa, berhadapan dengan Dazai.
''Bisakah kau menjelaskan kepada anggota voli jika aku tidak bersalah. Ditambah hari senin datanglah dengan Ranpo- san. Aku ada acara balas dendam disana'' ucap (Name) meminta.
''Hm~ boleh saja sih. Tapi...'' ucap Dazai sembari melirik Ranpo yang membawa beberapa keripik kentang dari kulkas (Name).
''Nyam, nyam... bwoleh swaja swhi (boleh saja sih). Glup!. Jika kami dapat balasannya'' ucap Ranpo sembari mengunyah dan menelan makanan yang ada di mulutnya.
Mereka berdua langsung tersenyum licik dan menatap (Name). ''Bagaimana?'' Tanya Dazai dan Ranpo.
''Haah... Ya, ya. Ranpo- san, akan kubelikan snack satu renteng'' ucap (Name) pasrah. Ranpo ber-hore ria.
''Kalau aku?'' Tanya Dazai. ''Kukasih tali tambang'' ucap (Name). ''Kok tali tambang?'' Heran Dazai.
''Kau suka percobaan bundir, kan?''
''...''
''Kau memang yang terbaik, (Name)- chan~'' ucap Dazai memeluk (Name). Sang empu hanya mendengus kesal.
''Bagaimana sekolahmu? Lancar?'' Tanya Dazai basa - basi sembari melepas pelukan.
''Dazai- san itu pura - pura bego atau goblok betulan sih? Sudah tau akhir - akhir ini aku dirudung sama orang biadab. Nih, nih, nih. Lebam, plester, perban. Aku dihajar habis - habisan'' ucap (Name) menunjuk benda yang ia sebutkan di tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Life With A Monster (BSD × READERS × HAIKYUU)
FanfictionHidup seperti kita menjelajahi sungai. Terkadang berlika - liku, pasang surut dan menemui monster di dalamnya agar dapat mencapai muara kesuksesan. (Name), gadis yang telah mengalami hal berat selama 7 tahun kini mencoba mencari kehidupan yang tena...