Miyagi. 08.30
.
.
.
''Kalian sudah sampai?'' - (Name)''Sebentar lagi''- Motoya
''Kutunggu kalian. Langsung masuk saat aku beri tanda''- (Name).
''Wakatta''- Motoya.
Pip!
Hari ini adalah senin. Hari dimana berlangsungnya upacara sekaligus pidato masing - masing klub yang akan maju ke lomba musim panas atau Interhigh.
Setelah semua pidato dibacakan, pak Kepsek dengan raut wajah muram dan keringat dingin melangkah menuju podium. (Name) sempat curiga jika beliau diancam lagi.
''Sebelum upacara ini berakhir, adakah siswi disini bernama Hirotaka (Name)?'' Ucap pak Kepsek.
Semua pandangan tertuju pada (Name). Ia di jauhi beberapa langkah seperti pusat perhatian.
''Kemarilah, nak'' ucap pak Kepsek sembari memberi tanda minta tolong dengan mengapit ibu jari dengan keempat jari.
Sekilas itu seperti melambai, namun bagi yang tahu itu tanda minta tolong karena tidak berani melaporkan dengan lisan. Jadi itu semacam kode.
(Name) melangkah menuju panggung podium. Dia sudah menyiapkan semuanya. Di balik jasnya, terdapat kantong bersabuk yang berisi borgol untuk menahan Sakura.
(Name) menaiki tangga panggung dan berdiri menghadap Kepala Sekolah. Lalu muncul Sakura di belakangnya dengan tampilan wajah lebam.
''Kau apakan anak saya, ha? Dia terluka, kemarin katanya kau menghajarnya di kamar mandi. Apa itu benar?'' Tanya Pak Kepsek mulai ber- acting.
''Sungguh, pak. Saya tidak pernah melukai anak bapak'' ucap (Name) dengan nada dan wajah dibuat melas.
Sebagian siswa/i ada yang menatap benci (Name). Namun sebagian ada yang prihatin karena melihat kejadian di kantin lusa yang lalu.
''Saya tidak mau tahu. Anak saya terluka. Lihatlah, nak!! Dia lebam!'' Ucap pak Kepsek meninggikan suaranya dan mendorong Sakura kedepan dengan halus.
''Sekarang bersujud minta maaf! Atau aku akan mengeluarkanmu dari sekolahan ini!!'' Ucap Pak Kepsek marah. Namun terlihat bagi (Name), beliau tidak mau itu terjadi.
''T-tapi...''
''Minta maaf!!'' Sentak kepala sekolah. Pandangan (Name) melirik guru Konserling yang berkumpul di kelompok barisan guru. Sang empu yang dipandang mengangguk.
Lalu, dia mendengar suara beberapa mobil berhenti. (Name) melirik sekejap dan benar, Motoya, Dazai dan Ranpo sudah datang.
''B-baiklah'' ucap (Name) pura - pura pasrah. Sakura tersenyum kemenangan. (Name) mundur beberapa langkah dan hendak berlutut.
''Oi,oi... katanya tidak mau bersujud kepada manusia. Kok malah berlutut di hadapan anak kepala sekolah'' - Tanaka.
''Entahlah, Tanaka. Mungkin ada kalanya manusia terdesak dan terpaksa melanggar sumpahnya'' - Ennoshita.
Saat (Name) berlutut, dengan cepat kaki (Name) menjigal kaki Sakura yang membuatnya jatuh terjerembab. Dengan sigap (Name) membalikkan tubuh Sakura menungging dan menahan kedua tangannya ke punggung.
Fiuit!!
Setelah (Name) bersiul, satu pasukan polisi datang berbondong - bondong, membuat barisan melindungi para siswa, guru dan melingkari panggung podium. Lengkap dengan senjata dan rompi anti peluru.
Sontak beberapa siswa heboh dan panik. Ada beberapa yang tak percaya adanya sergapan polisi. Kericuhan kecil terjadi.
''Hei! Lepaskan aku!!'' Berontak Sakura. (Name) menginjak ikatan tangan Sakura yang membuat sang empu menggerang kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Life With A Monster (BSD × READERS × HAIKYUU)
FanfictionHidup seperti kita menjelajahi sungai. Terkadang berlika - liku, pasang surut dan menemui monster di dalamnya agar dapat mencapai muara kesuksesan. (Name), gadis yang telah mengalami hal berat selama 7 tahun kini mencoba mencari kehidupan yang tena...