47. Homophobia?

794 116 15
                                    

Homophobia.

Adalah ketakutan seseorang saat melihat interaksi sesama jenis. Entah bagaimana orang bisa mendapatkan phobia semacam ini.

Ada beberapa faktor. Yaitu trauma, bawaan sejak lahir dan memiliki perasaan benci pada sesuatu yang berbau homo atau lesbi.

Namun, untuk kasus ini berbeda. (Name), gadis bersurai kelabu tersebut memiliki homophobia bukan karena faktor - faktor di atas. Homophobia seperti apa yang ia miliki?
_________________________________________

Sendai. 17.00
.
.
.

''Cukup sampai disini latihannya. Kalian beristirahatlah!'' Instruksi Ukai.

''Osu!!''- all gagak.

(Name) dan kawan - kawan gagaknya pulang lebih awal. Karena Ukai ada urusan bisnis, sekalian bisa menjadi waktu istirahat dan belajar.

Ya. Belajar.

Sebelum berakhirnya musim gugur, mereka ujian akhir semester. Ini hal terberat bagi empat gagak bodoh itu. (Name) yang kini hendak berjalan pulang di cegat oleh Sugawara.

''(Name)! Kau di cari Hinata'' ucap Sugawara. ''Nande?'' Tanya (Name).

''Katanya mau belajar sama kamu. Makanya dia memintaku untuk memanggilmu. Sekalian aku mau pulang. Kalau begitu aku pulang dulu'' ucap Sugawara lalu berjalan pulang.

Kini, hanya tersisa (Name) sendiri. Yachi sudah pulang lebih dahulu bersama Shimizu. Tinggal dirinya dan duo gagak yang masih mengganti baju.

(Name) menaiki tangga menuju lantai atas, tempat para pemain voli mengganti baju. Ia mendengar sedikit keributan di dalam ruangan. Sudah tentu itu KageHina.

(Name) menghela nafas lelah mendengar perdebatan kecil. Kemudian, (Name) mendengar sesuatu jatuh di dalam sana. Akhirnya, (Name) membuka pintu ruangan.

Cklek!

''Hina-kun. Ada ap-''

Ucapan (Name) terhenti kala mendapati pemandangan yang membuat kaum fujo menggila.

Kageyama mengkabedon Hinata di lantai atau mengungkungnya. Sementara Hinata di bawah hanya mengenakan celana panjang saja, dia telanjang dada.

Hal ini membuat (Name) terhenti di tempat. Ia entah kenapa takut dengan pemandangan tersebut. Jantungnya berdetak kencang, hidungnya seakan ingin mengeluarkan darah.

Brak!!

Tanpa basa - basi, (Name) membanting pintu ruang ganti dan berlari. Perutnya serasa ingin memuntahkan isinya.

'Akane! Aku tak mau melihat itu!! Tolong gantikan aku!!' Batin (Name) berteriak. Ia begitu takut dan menganggap hal ambigu itu menjijikkan.

'Jika aku bertukar denganmu, siapa yang mau menyadarkanmu?' Tanya Akane balik. (Name) berdecak kesal. Apa yang diucapkan Akane ada benarnya.

''Aku harus tenang.... tenang...'' monolog (Name) berhenti berlari dan berlutut di tengah jalan. Ia melakukan butterfly hug atau metode terapi mandiri dengan memeluk diri sendiri.

Keringat dingin mengucur di pelipis (Name). Detak jantungnya berangsung normal. Nafas dingin keluar dari mulut (Name).

Kemudian, ia pulang menuju apartemennya. Aria yang sedari tadi menunggu kepulangan sang kakak akhirnya bahagia dan menghampiri (Name) yang sudah pulang.

''Tadaima...'' salam (Name) lesu dan langsung mencopot alas kakinya.

''Okaeri! Anee- chan kenapa terlihat pucat?'' Jawab Aria lalu bertanya dengan nada khawatir. ''Tadi habis lari karena melihat setan'' sarkas (Name) membuat Aria tertawa.

I'm Life With A Monster (BSD × READERS × HAIKYUU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang