49. Senja Kecilku

763 112 17
                                    

Sendai. 17.00
.
.
.
''Matta ne!! Niisan dan Neesan sekalian!!'' Salam Aria melambaikan tangan pada para gagak kelas 1.

''Matta ne!!'' Balas mereka serempak.

Tsukishima dan Yamaguchi mengantar Yachi ke apartemen. KageHina pulang malah balapan. (Name) dan Aria berjalan bergandengan menuju kedai ramen. Entah kenapa (Name) ingin makan ramen. Begitu pula Aria.

Mereka berjalan beriringan di jalan yang sepi. Hanya di temani oleh cendikkala redup yang menghiasi cakrawala. Senja yang teduh sebelum mentari kembali pada peraduannya.

''Ne... Anee- chan. Tasokare dan Kawatare itu apa?'' Tanya Aria dengan wajah polosnya.

(Name) menengok cepat ke arah adiknya yang lugu tersebut. Bagaimana bocah 5 tahun ini bertanya tentang materi SMA?

Ah... (Name) ingat. Anak ini berbeda dengan anak lainnya. Pola pikirnya seperti orang dewasa walau tak mengetahui apa itu menjadi dewasa. Rasa penasaran yang tinggi pasti menjadi faktor utama.

''Hm... Tasokare itu diambil dari kata 'Dare so Kare (Siapa dia)'. Itu bisa berati senja. Lalu Kawatare(lebih tua). Berati sore. Mereka selalu di sambung - sinambungkan seperti Tasokare-doki & Kawatare-doki'' jelas (Name).

*(maaf jika materi diatas ada yang salah🙏. Para readers bisa membenarkan materi diatas. Kiara hanya memahami ini dari novel 'Kimi no Nawa').

''Oh... lalu perbedaan senja dan sore itu apa?'' Tanya Aria lagi. Namun itu terhenti kala ponsel di sakunya bergetar berdering.

Drrt...

Drrt...

(Name) mengambil ponsel dan melihat siapa yang menelponnya. Tertera disana nama 'Yosano- san'. Tanpa pikir panjang, (Name) mengangkat telepon sembari kembali berjalan.

''Moshi - moshi. Doushita, Yosano- san?''

''(Name)! Kau sudah selesai ujian??''

''Sudah. Kenapa kau terdengar gelisah?''

''Jitsuwa(sebenarnya)... Sachou diserang kemarin sore. Beliau belum sadar. Kita sekarang berada di rumah sakit. Kemungkinan kita akan diserang. Kami butuh bantuanmu''

''Akan kuusahakan kesana, Yosano- san''

''Ya. Arigatou na. (Name). Kami tunggu''

Pip!

Telepon dimatikan secara sepihak. (Name) memasukkan ponselnya pada tas-nya. Hatinya resah dengan keadaan Presdir-nya.

''Siapa yang menelpon, Anee- chan?'' Tanya Aria. ''Yosano- san. Dia menanyakan apa ujianku sudah selesai atau belum.'' jelas (Name).

Aria mengeratkan pegangannya dan berhenti berjalan. (Name) juga ikut berhenti di tempat dengan tangan mereka masih saling bertautan.

''Doushita, Aria?'' Tanya (Name).

''Ne... Bolehkah aku memanggilmu Mama?'' Tanya Aria. (Name) membulatkan mata tak percaya dengan pertanyaan Aria barusan.

Angin musim dingin berhembus, menghempaskan surai mereka, menyadarkan lamunan (Name). Keheningan melanda diantara mereka.

''Apa alasanmu memanggilku 'Mama', Aria?'' Tanya (Name) balik. Aria mengeratkan genggaman kecilnya pada tangan (Name) dan menatap serius.

''Karena... Anee- chan lebih pantas disebut 'Mama'. Wanita yang telah menyelamatkanku, merawatku, menjagaku, memberiku kasih sayang dan segalanya. Wanita tersebut lebih pantas disebut 'Mama' daripada 'Anee- chan'!'' Tegas Aria.

I'm Life With A Monster (BSD × READERS × HAIKYUU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang