8

5.2K 293 10
                                    

yuhuuu

dominic updated! jangan lupa ya teman2, follow KARYA KARSA aku dengan id EVATHINK

di sana banyak novel karya aku. cerita ini pun udah sampe part 12 di karsa.

BTW, Met baca. moga suka. jangan lupa vota dan komen cetar. thank you.


Part 8

Dominic baru selesai menandatangani beberapa dokumen ketika terdengar ketukan di pintu ruang kerjanya.

"Masuk."

Tak lama kemudian Lavanya masuk dengan tangan kanan menenteng rantang stainless. Tiba di depan meja kerja Dominic, Lavanya berkata, "Apa Bapak mau makan sekarang?"

Dominic mengangguk.

Lavanya pun berjalan menuju sofa yang ada di ruangan Dominic. Ia meletakkan rantangan tersebut ke atas meja.

"Akan kuambilkan piring dan sendok," kata Lavanya.

Dominic mengangguk dan berdiri, meninggalkan meja kerjanya. Ia pun berjalan menuju sofa. Ketika tiba, ia segera membuka tutup rantang. Aroma yang menggugah selera seketika menyentuh indra penciumannya.

Dominic pun menyusun rantangan empat tingkat tersebut ke atas meja.

Rantang pertama berisi nasi putih dengan taburan bawang goreng. Rantang kedua berisi ayam bakar, rantang ketiga berisi tempe dan tahu goreng, beberapa irisan timun dan kubis. Rantang keempat berisi sambal.

Makanan sederhana itu terlihat sangat enak. Perut Dominic seketika lapar. Ia tak sabar menunggu Lavanya datang membawa piring.

Sembari menunggu sang sekretaris, Dominic beranjak ke ruang kecil yang terdapat di ruangannya. Ia mencuci tangan dengan sabun, lalu kembali ke sofa.

Yang ditunggu-tunggu pun tiba. Lavanya masuk ke ruangan Dominic membawa piring, sendok dan garpu. Gadis itu meletakkannya ke atas meja tepat di hadapan Dominic.

"Apa ada lagi yang Bapak butuhkan?"

Dominic menggeleng.

Lavanya pun berlalu.

Dominic dengan tak sabar menyendok nasi ke piring, lalu makan tanpa menggunakan sendok. Sesuai aromanya yang menggugah selera, rasa masakannya sangat enak. Selain masakan ibunya, belum pernah Dominic makan masakan seenak ini, lebih tepatnya yang sangat cocok dengan cita rasa lidahnya.

Dominic pun makan dengan lahap.

***

Di atas meja makan persegi untuk enam orang, terhidang beberapa potong ayam bakar, sepiring tahu dan tempe goreng, sepiring kubis dan irisan timun, juga semangkuk kecil sambal.

Setyo dan Damar yang berdiri tak jauh dari Isabella dengan setia mengawasi gadis itu.

"Pak Setyo, Pak Damar, ayo, makan," kata Isabella sambil menatap Setyo dan Damar silih berganti. Ia menyunggingkan senyum tipis.

Setyo dan Damar terkejut dengan ajakan itu, lalu keduanya saling pandang.

"Tidak perlu, Nona, kami akan membeli makanan nanti," tolak Setyo halus.

"Aku masak banyak, Pak. Ayo, makan."

Setyo dan Damar kembali saling pandang.

"Ayo, pak. Tidak perlu sungkan," imbuh Isabella.

"Baiklah," kata Damar.

Setyo dan Damar pun beranjak menuju meja makan. Isabella mengulurkan piring berisi nasi pada keduanya.

Over PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang