PART 25

3.5K 176 24
                                    

Part 25

Dominic bukan orang yang mudah tertawa, tapi pagi ini Isabella sudah membuatnya tertawa berkali-kali. Dominic senang menggoda Isabella, dan respons gadis itu pun menyenangkan, mengundang tawa.

Dominic dan Isabella duduk di balik sebuah meja untuk dua orang. Randy dan Aldo duduk di meja lainnya untuk mengawasi sang tawanan. Saat ini mereka berada di restoran hotel milik Dominic. Ada berbagai pilihan makanan, seperti masakan tradisional indonesia, cina, barat, dan lainnya.

"Kenapa kau tidak bilang kita akan ke tempat semewah ini?" bisik Isabella.

"Memangnya kenapa?"

"Pakaianku ...." Isabella memandang diri sendiri. "Seharusnya kita ke tempat yang lebih sederhana."

Dominic memandang Isabella yang tampak cantik dalam polesan makeup tipis dan gaun sederhana yang biasa gadis itu pakai di rumah. "Tak ada yang salah dengan pakaianmu."

Isabella memutar bola mata, kesal dengan entengnya Dominic menanggapi soal penampilannya.

"Kau cantik. Gaun itu cocok untukmu, apalagi?" imbuh Dominic.

Isabella cemberut. "Kau menyebalkan."

Tanpa sadar Dominic tertawa. Isabella memang terkadang lucu meski tidak melawak. Gadis itu tak bosan-bosannya mengatakan Dominic menyebalkan.

Pelayan datang, dan mereka pun memesan makanan. Keduanya memilih masakan khas indonesia. Dominic memesan rawon sapi, sementara Isabella memilih nasi pecel.

Setelah beberapa saat, pelayan datang mengantar pesanan keduanya.

Sebenarnya Dominic sangat lapar, tapi melihat Isabella makan jauh lebih menarik. Isabella tampak menikmati santapannya.

Sadar akan tatapan Dominic, Isabella mengangkat wajah. "Ada apa? Kenapa kau terus menatapku?"

Dominic hanya menyeringai tipis. Tanpa menjawab ia mulai makan. Namun diam-diam kembali memandang Isabella.

***

Tiga puluh menit kemudian, keduanya sudah berada di mobil Dominic yang melaju menuju rumah tempat Isabella ditawan. Kebisuan mengisi perjalanan keduanya.

Lama kemudian, akhirnya Dominic membuka mulut, "Aku akan menyuruh Randy membeli semua keperluan untuk memasak sarapan, dan lainnya. Mulai besok, aku akan sarapan bersamamu."

Isabella terkejut dan menatap Dominic. "Tapi kenapa?"

Dominic menoleh sekilas, lalu kembali fokus ke jalan raya. "Untuk merepotkanmu. Kau tahu, aku senang merepotkanmu."

Bibir Isabella melengkung sedih. Sepertinya Dominic sedang menghukumnya, membalas perbuatan Isabella yang membodohinya dengan melarikan diri setelah berbohong. "Aku benar-benar tidak mencuri berlian itu, Dominic. Aku bukan pencurinya. Kita bahkan tidak saling mengenal sebelumnya."

"Berhenti membual, Isabella. Aku tidak keberataan menunggumu berubah pikiran dan mengembalikan berlian itu. Sementara itu aku akan terus menyiksamu."

Isabella menghela napas frustrasi. "Kau pasti salah mengindentifikasi orang, Dominic."

"Apa kau punya saudari kembar?" Dominic melirik Isabella sekilas.

Dengan cepat Isabella menggeleng.

"Yakin?"

Isabella mengangguk. "Yakin."

"Kalau begitu jangan menyangkal lagi, aku tidak salah orang."

Isabella menghela napas panjang. Benar-benar frustrasi. Entah bagaimana cara meyakinkan Dominic.

Over PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang