PART 21

5.5K 221 10
                                    

hai, teman2

maaf baru sempat update, karena sibuk dan lain hal, jadi baru sempat udpate sekarang.

btw, semua yang komen di part sebelumnya (part 20) saya pilih untuk mendapat voucher baca gratis part berikutnya (22) lebih dulu, di karya karsa. kode voucher sudah saya inbox ke semua yang komen di part 20. moga suka yah. makasih atas supportnya.

untuk yang lain, makasih atas support votenya, jangan lupa komen yah. aku akan memilih komen untuk dikasi voucher baca gratis lebih dulu di karya karsa.


Part 21

Isabella membuka mata perlahan-lahan. Tatapannya menangkap langit-langit kamar yang asing. Ia memejam sejenak. Menguap dan menggerakkan kedua tangan ke atas lalu sedikit melebar ke samping untuk merenggangkan otot-otot yang kaku. Seluruh tubuhnya terasa pegal.

Setelah beberapa saat, Isabella kembali membuka mata. kesadarannya yang mengendap saat tertidur, kini kembali sepenuhnya. Ia berada di apartemen daysi, dan penyebabnya adalah Dominic. Untungnya Isabella mengetahui kata kunci pintu apartemen sahabatnya itu. Jika tidak, mungkin ia harus tidur di pinggir jalan. Daysi berasal dari balikpapan. Orangtuanya membelikannya apartemen ini sejak gadis itu kuliah di surabaya.

Isabella bangkit, menyingkirkan selimut, lalu duduk dengan kaki menjuntai di bibir ranjang. Tangannya terjulur meraih remote AC dan menekan tombol off.

Setelahnya, sambil menggerak-gerakkan otot-otot yang lenguh, Isabella berjalan ke kamar mandi.

Tiga puluh menit kemudian, ia keluar dengan kondisi segar meski kakinya sakit utuk berjalan. Pegal-pegal di badannya sudah berkurang setelah mandi air hangat.

Isabella bergerak ke dapur, meraih gelas, menaruh teh dan sedikit gula, lalu menyeduhnya.

Selesai mengaduk teh, isabella membawa cangkir yang mengepulkan uap panas itu menuju dinding apartemen yang berupa kaca yang membentang dari lantai hingga langit-langit.

Isabella meniup teh sambil memandang panorama kota surabaya. Kendaraan-kendaraan berlalu lalang nun jauh di bawah sana dan tampak sangat kecil.

Apartemen daysi terletak di lantai dua puluh. Cukup puas untuk melihat ke seluruh kota.

Isabella menyesap teh dan memejam nikmat. Rasanya sudah sangat lama ia tidak pernah minum teh senikmat ini.

Tinggal di rumah dominic, makanan dan minuman seenak apa pun, tak bisa ia nikmati dengan baik karena batinnya tertekan. Sekarang, setelah bebas dari pria itu, isabella lega, meski tak bisa dibilang sepenuhnya, karena ia yakin dominic akan mencarinya.

Semoga tempat persembunyiannya di apartemen daysi ini, tak terdeteksi oleh pria itu. Isabella hanya perlu berdiam diri di apartemen sepanjang hari dan tak ke mana-mana, ia yakin dominic tak akan bisa menemukannya. Isabella tak keberatan makan mie instan terus setiap hari sampai daysi pulang.

Isabella berharap daysi segera kembali dan ia bisa bertemu dengannya. Isabella butuh uang. Ia harus menemui dokter yang merawatnya waktu itu. isabella ingin tahu kebenaran akan ingatannya.

Sembari memandang langit biru yang berhias awan, isabella kembali menyesap teh. Mendung sudah berlalu. Hujan yang mengguyur bumi sepanjang malam menyingkirkan gumpalan awan mendung di cakrawala. Entah mengapa, langit selalu tampak indah seusai hujan. Isabella harap, demikian juga dengan hidupnya, lepas dari dominic, ia tak lagi menderita.

Beberapa menit kemudian, isabella kembali ke ranjang dan berbaring.

Terkurung di apartemen tanpa bisa melakukan apa pun, tanpa ponsel untuk mencari hiburan di dunia maya, terasa sangat membosankan. Akan tetapi tentu saja keadaan ini jauh lebih baik dibandingkan menjadi tawanan dominic.

Over PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang