PART 18

4K 214 10
                                    


maaf baru sempat update, teman2

btw, SAYA AKAN MEMILIH KOMEN TEBAIK untuk membaca part berikutnya dengan gratis di karya karsa. saya akan mengumumkan pemenangnya di part 19, untuk membaca gratis part 19 & 20 (di karya karsa 2 part digabung jadi 1, yang artinya 1 voucher bisa untuk membaca/koleksi 2 part sekaligus).

berapa jumlah pemenangnya? tergantung berapa banyak yang komen. so jangan lupa vote dan komen yang cetar.

follow instagram/karya karsa/ threads: evathink


happy reading

Part 18

Isabella tidak percaya akhirnya ia bisa melewati gerbang pagar Dominic. Sama dengan tak percayanya bahwa Dominic tidak membawa kedua pengawalnya.

Ah, Isabella tahu penyebabnya. Tentunya pria itu tak mau orangtuanya curiga. Ini menjadi poin keberuntungan untuk Isabella.

Mobil melaju membelah jalan raya. Sesekali mobil memelan saat melewati jalan yang padat kendaraan.

Isabella memuaskan mata memandang alam bebas. Mungkin belum dua minggu ia ditawan Dominic, tapi rasanya sudah amat sangat lama. Seperti berabad-abad.

"Apa kau sedang merencanakan melarikan diri?" Dominic memecah keheningan.

Isabella menoleh, memandang penawannya yang sedang menyetir itu. "Apa kau bodoh?"

Dominic menoleh sekilas dengan mata membeliak. "Kenapa kau berkata begitu?"

"Karena kau memang bodoh. Jika aku berencana melarikan diri, apa mungkin aku mengatakannya padamu?"

Dominic mengertakkan rahang kesal. "Kau gadis sialan bermulut tajam!"

Isabella mencebik, lalu mengalihkan pandangan ke luar jendela. Ia tak sadar Dominic melirik ke arahnya lagi.

***

Mobil Dominic memasuki pekarangan sebuah rumah mewah tiga lantai dengan arsitektur minimalis. Halaman rumah tersebut luas dan tampak indah dengan pohon perindang dan taman bunga yang terawat.

Isabella melepas sabuk pengaman dan bersiap keuar dari mobil.

"Aku mau kau bersikap manis layaknya kekasihku."

Ucapan Dominic itu membuat jari-jemari Isabella yang sudah hendak membuka pintu, terhenti. Ia menoleh. "Maksudmu memanggilmu dengan mesra dan menempel padamu seperti lintah?"

Dominic mengertakkan rahang mendengar kalimat sinis Isabella. "Ya, seperti itu!" ketusnya, "jangan sampai ibuku curiga. Lagi pula dulu kita memang sepasang kekasih."

Isabella terdiam mendengar kalimat terakhir Dominic. Ah, rupanya dulu Dominic dan katerine berpacaran. Jadi siapa katerine ini? Isabella yang kehilangan ingatan secara acak, atau gadis lain yang mirip dengannya? Apakah ia dan katerine sangat-sangat mirip sampai-sampai Dominic tidak bisa membedakan? Akan tetapi, bagaimana mungkin ada seseorang yang begitu mirip dengannya sampai sulit dibedakan, padahal Isabella tak punya saudari kembar? Ia anak tunggal.

Tanpa berkata-kata lagi, Dominic keluar dari mobil.

Isabella pun bersiap keluar, tapi belum sempat ia membuka pintu, Dominic sudah membukakannya.

Isabella tidak menyangka Dominic akan bersikap santun seperti ini, secara pria itu setiap saatnya terlihat sangat ingin mencekiknya. Apa ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka dari dalam rumah?

Isabella pun memandang ke rumah tapi tak terlihat ada yang mengintip dari balik jendela.

"Terima kasih," ucap Isabella pelan dan datar sembari melangkah keluar dari mobil.

Over PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang