Part 15

4.3K 223 8
                                    


Part 15

"Ya. Apa pun."

Suara Isabella terdengar lemah. Gadis itu terlihat kalah. Dominic menyeringai sinis. "Kau yakin?" Dominic menatap mata Isabella. Diam-diam sibuk berpikir apa yang akan ia lakukan pada gadis di depannya ini.

"Ya ...."

Mendengar itu, khayalan akan Isabella yang pasrah dalam pelukannya seketika memenuhi benak Dominic. Gairahnya seketika terpacu. Ingatan akan mimpi panasnya bersama Isabella, lalu rasa bibir gadis itu ketika ia memaksa menciumnya, dengan cepat menyerbu.

Hasrat Dominic bergolak. Seketika keinginan bercinta dengan Isabella begitu besar membakarnya. Namun sebesar apa pun keinginan itu, Dominic tidak akan menggunakan kekuasaannya untuk membuatnya menjadi nyata. Dominic tak serendah itu memanfaatkan gadis lemah. Jika kelak ia dan Isabella bercinta, maka itu dikarenakan keinginan gadis itu sendiri, bukan atas paksaan.

"Baik, jika itu pilihanmu." Dominic menatap Isabella sejenak lebih lama dengan hasrat yang masih membakarnya.

Isabella hanya bergeming.

Setelah beberapa saat, Dominic berbalik dan berlalu. Ia belum tahu apa yang akan dilakukan pada Isabella. Yang jelas, kini harapan untuk mendapatkan kembali berlian itu semakin tipis. Meski demikian, Dominic tidak berhenti berharap bahwa pada akhirnya Isabella menyerah dan mengembalikan benda mewah itu kepadanya.

***

Isabella menatap sosok Dominic yang berlalu. Satu sisi ia lega karena berhasil memujuk pria itu agar tidak menjualnya ke pria hidung belang, tapi di sisi lain, ia mulai cemas memikir apa yang akan Dominic lakukan padanya. Tentunya pria itu tak akan menyerah begitu saja untuk mendapatkan berliannya, bukan? Isabella yakin Dominic sedang memikirkan apa yang harus dilakukan agar ia makin menderita dan akhirnya menyerah. Masalahnya, Isabella memang tidak mencuri berlian itu. Jangankan mencuri, melihatnya saja, tidak pernah. Jadi, bagaimana ia mengembalikan benda yang bahkan tak pernah ia lihat, tak pernah ia sentuh?

Mengapa Dominic begitu yakin kalau dirinya yang mencuri berlian itu? Dominic kaya raya, pria itu pasti punya sumber informasi terpercaya, bukan? Lalu mengapa pria itu menuduhnya?

Lalu Isabella teringat kecelakaan yang terjadi padanya, benturan di kepala waktu itu mengakibatkan gegar otak.

Apakah ini semua ada hubungannya dengan kejadian itu? Entah bagaimana ia mengalami amnesia lakunar, yakni hilangnya ingatan mengenai suatu peristiwa secara acak?

Tanpa sadar Isabella meraba kepala bagian belakangnya. Tidak ada lagi jejak rasa sakit.

Benarkah ia amnesia?

Isabella menggeleng. Tidak. Ia tidak mungkin amnesia. Bisa jadi sumber informasi Dominic, entah bagaimana, salah mengidentifikasi.

Namun ada keraguan menyusup masuk ke benak Isabella.

Bagaimana jika ia benar amnesia dan memori tentang Dominic hilang dari ingatannya?

Isabella memejam dan menangkup kedua telapak tangan di wajah dengan frustrasi. Mungkin ia harus berkonsultasi dengan dokter yang merawatnya waktu itu untuk memastikan. Sayangnya ia tak bisa melakukan itu karena terjebak di rumah mewah Dominic, menjadi tawanan pria itu. Yang bisa Isabella lakukan hanyalah percaya pada ingatannya saat ini, bahwa ia tidak mencuri berlian Dominic. Karena jika ia ragu dan mulai percaya kalau dirinyalah yang mencuri, pikirannya akan penuh dengan ketakutan. Ia akan lemah di hadapan Dominic.

Isabella melangkah menuju jendela yang menghadap halaman depan. Kekhawatiran membuat seluruh rasa lelahnya menguap tak berbekas. Tiba di depan jendela yang berteralis, Isabella melihat sebuah mobil SUV terparkir di halaman. Ia yakin itu mobil Dominic. Tak lama berselang tampak sesosok bertubuh tinggi gagah melangkah menuju mobil tersebut. Saat tiba di sisi mobil, sosok itu mendongak.

Over PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang