16

4K 218 9
                                    

note: eyd dan typo belum diedit dengan benar

(cerita dilanjutkan di wattpad sampai TAMAT!)

Part 16

Sabtu pagi itu cuaca cerah. Nyaris tak ada awan menghiasi langit. Dominic berlari-lari kecil mengelilingi rumah mewah yang ia tempati bersama sang adik dan kedua orangtua mereka.

Menjelang pukul tujuh, setelah berolahraga sekitar empat puluh menit, Dominic pun berhenti di teras rumah. Ia mengelap keringat sambil mengatur napas yang memburu.

"Selamat pagi, Sayang."

Dominic menoleh saat mendengar suara sang ibu. Ia tersenyum samar. "Selamat pagi, Ma."

Kirana tampak cantik dan anggun meski hanya mengenakan gaun sederhana selutut. Tinggi kirana sekitar 158 dengan berat ideal. Meski sudah berusia setengah abad, kirana masih tampak segar dan lebih muda dari usianya.

Lalu seorang perempuan berusia awal empat puluh bertubuh gempal, keluar dari rumah dan berjalan mendekati ibu Dominic. Dia adalah Bi Lesti, asisten rumah tangga ibu Dominic.

"Mama mau pergi dengan Bi Lesti?" tanya Dominic.

Kirana tersenyum. "Ya. Mama akan ke pasar. Sayur-mayur di kulkas sisa sedikit. Hari ini mama akan memasak."

Dominic mengangguk-angguk, lalu berkata, "Aku akan mengantar Mama."

Kirana tersenyum dan menggeleng. "Tidak perlu, Nak. Mama akan diantar oleh Pak Tarno."

Seolah mengonfirmasi perkataan ibu Dominic, Pak Tarno muncul dari halaman samping. Pria paruh baya itu adalah suami dari Bi Lesti. Keduanya tinggal di rumah kecil yang terdapat di halaman belakang rumah keluarga jovano.

"Mama pergi dulu, Sayang," kirana berjinjit dan mengecup pipi putranya.

"Oke, hati-hati di jalan, Ma." Kemudian Dominic berpaling pada Pak Tarno yang sudah tiba di dekat mereka. "Hati-hati menyetir, Pak. Jangan mengebut dan jangan bermain ponsel saat mengendara."

"Siap, Pak." Kemudian Pak Tarno beranjak ke garasi, menyalakan mobil yang biasa ia kendarai.

"Oh ya, sayang, hari ini mama ingin menghabiskan waktu dengan mengenal calon menantu mama lebih jauh. Jadi jangan lupa ajak dia makan siang bersama kita," kata kirana dengan penuh semangat.

Dominic menatap ibunya dengan mata membeliak. "Mama, katerine—" Dominic ingin mengarang alasan bahwa katerine tidak bisa makan siang bersama mereka hari ini, tapi kirana sudah berjalan menjauh, menunggu mobil yang dikendarai Pak Tarno keluar dari garasi.

***

Tiga puluh menit kemudian Dominic sudah selesai mandi dan sarapan. Ia berdiri gelisah di beranda rumah. Tangannya menimang-nimang kunci mobil. Otaknya sibuk berpikir apa yang harus dilakukan dengan keinginan sang ibu.

Apakah ia harus mengarang alasan dan menolak keinginan sang ibu yang ingin mengenal katerine? Sepertinya ini pilihan yang sangat tepat. Sayangnya ibunya akan kecewa. Dominic tak ingin itu terjadi.

Pilihan kedua adalah mendatangi Isabella dan meminta gadis itu berpura-pura menjadi kekasihnya—ah, sebenarnya Isabella adalah kekasihnya, hanya saja kaburnya gadis itu bersama berliannya sudah menunjukkan bahwa hubungan mereka waktu itu hanya omong kosong belaka.

Untuk pilihan kedua ini, Dominic harus berpikir ulang. Setiap pilihan ada risiko. Isabella bisa saja mengambil kesempatan tersebut untuk melarikan diri. Dominic tentu saja tidak mungkin mengajak Setyo dan Damar ke rumahnya untuk mengawasi Isabella. Kedua orangtuanya akan heran, bertanya-tanya dan curiga.

Over PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang