16-Gak peduli?

4.7K 364 108
                                    

Asalamu'alaikum teman-teman

Jangan lupa sebelum baca kita bershalawat dulu sama Nabi

Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad

Yang belum Follow Jangan lupa Follow

Dan di usahakan untuk vote, karena itu juga
Sebagian dari semangat aku buat lanjutin
Ceritanya..

Happy Reading♡

''Jika kamu mencintai dua orang sekaligus
Maka pilihlah yang kedua, karena kalau kamu benar-
Benar mencintai yang pertama gak mungkin kamu
Mencintai yang kedua.''

***

Ayesha kemudian masuk dan dia melihat sudah tidak ada
Nadhira di ruang tamu lagi, mungkin Nadhira saat ini di kamar dan menangis.

Langkah kaki Ayesha terhenti dan melihat kamar Nadhira, antara ingin ke kamarnya dan ingin ke kamar Nadhira. Dan akhirnya Ayesha memutuskan untuk berjalan menuju kamar Nadhira, tapi Ayesha berdiri di depan pintunya yang masih terbuka sedikit dan benar saja Nadhira saat ini kembali menangis.

Melihat itu Ayesha juga ikut meneteskan air matanya, jujur saat ini Ayesha merasakan nyeseknya juga. Rayhan melihat Ayesha dari depan pintu kamarnya hingga Ayesha berjalan meninggalkan kamar Nadhira.

Sampainya di kamarnya Ayesha merebahkan tubuhnya di atas kasur.

***

''Bisa aja kan Abi ngasih kalung itu karena mau lupain Umma,'' ucap Ayesha.

''Mungkin,'' ucap Rayn sambil memganggukkan kepalanya ''Tapi,, kenapa Abi buangnya cuma kalung doang yaa??''

Ayesha mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan Rayn.

''Perlu kamu ketahui Ning Zara Qodim kalau dinding kamar Abi terpenuhi dengan foto Umma.'' Ucap Rayn.

***

''Kalau bukan karena cita-cita Rayhan dan Ayesha, saya gak sudi kembali ke sini apalagi harus bertemu dengan kamu dan bernafas dalam negara yang sama dengan kamu.'' Ucap Nadhira.

***

''Itulah awal aku tahu kalau kamu masih hidup. Dan, paket serta uang bulanan yang aku kirimkan atas nama Abbah untuk kamu dan anak-anak. Mungkin itu gak seberapa dengan warisan yang kamu dapatkan dari orang tua kamu, tapi setidaknya aku masih bisa membiayai kalian, aku masih bisa bertanggung jawab atas kalian walaupun aku bukan suami dan ayah yang baik.''

***

''Maaf, aku belum bisa jadi suami yang baik, maaf aku udah bentak kamu. Tapi wallahi Nadh aku gak punya niat sama sekali buat nyakiti kamu.''

***

''Nadh, kalau kamu menyuruh aku meminta maafnya dengan berlutut maka aku akan melakukannya sekarang juga.''

***

''Oke aku keluar, mungkin kamu masih butuh waktu tapi kamu harus tahu kalau aku selalu menunggu kamu selama ini dan aku gak pernah lagi menyentuh Salwa demi kamu.'' Ucap Gus Azam.

Lauhul MahfudzkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang