59-Mempertahankan?

1K 127 44
                                    

Assalamu'alaikum teman-teman..

Jangan sebelum baca mari kita bershalawat kepada Nabi Muhammad
۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

***

Komen, Vote jangan lupa.

***

''Terkadang kita selalu memaksakan apa yang kita cintai untuk menjadi takdir kita, tanpa memikirkan kalau kita juga harusnya mencintai apa yang sudah di takdirkan.''

~Algesha Rayhan Qodim

***

Sudah tujuh hari Rayn pergi dan saat ini di pesantren sedang pengajian tujuh hari nya Rayn.

Rayhan dan Firman juga ada di sana.

Dalam tujuh hari ini Rayhan dan Aseeyah juga tidak seperti suami istri yang lainnya. Mereka tidak ngobrol hanya saja ngomong ketika ada perlu sesuatu.

Keduanya masih sama-sama larut dalam pikirannya dan tidak ada yang mau membuka jalan baru.

Dan saat ini Aseeyah tengah berada di rumah dengan Asya. Kedua orang tua Aseeyah tentu saja mengetahui hubungan Rayhan dan Aseeyah yang tidak baik-baik saja. Masalah nya keduanya itu sama-sama tinggal di pesantren dan pastinya belajar tentang agama, belajar tentang cara menghormati dan yang lainnya tapi kenapa keduanya seolah tidak saling mengenali.

''Ada apa?'' tanya Asya memulai pembicaraannya.

Aseeyah lalu memeluk Asya dan menangis di sana. Tujuh hari memendam semua ini sendirian membuatnya seolah tidak ada harapan apa-apa lagi, dan Aseeyah memutuskan untuk bicara dengan Asya mengenai dirinya dan Rayhan.

''Ma. A- aku sa- sama Gus Rayhan itu gak saling mencintai,'' ucap Aseeyah di tangah tangisannya.

Asya tahu kalau Aseeyah tidak mencintai Rayhan tapi Asya tidak tahu kalau Rayhan mencintai gadis lain.

''Ini lebih sakit dari perjodohan,'' lanjut Aseeyah.

''Ci,''

''Gu‐ Gus Rayhan itu cinta nya sama Hawa, Ma. Dan pa- pas ke- kemarin Cici mau nikah sama Gus Ray, it- itu Gus Rayhan mau la- lamar Hawa.''

Asya yang mendengar itu langsung melepaskan pelukkan Aseeyah dan menatap Aseeyah dengan bingung. ''Maksudnya?''

''Gus Rayhan itu cinta nya sama Hawa,''

''Terus kenapa dia mau nikahin kamu?'' tanya Asya dengan bingung.

Asya memeluk Aseeyah. ''Nak,''

''Mama jangan bilang ini takdir, Ma. Cici capek, Cici gak mau,'' ucap Aseeyah dengan lirih.

''Gak mau apa?''

''Cici mau pisah aja, Ma.'' Aseeyah menatap Asya dengan penuh harapan.

Asya juga menatap Aseeyah. ''Apa?''

''Ma-''

''Rayhan menggantikan Rayn itu artinya dia siap menerima semua yang akan dia jalani nanti, Aseeyah.'' Asya menghembuskan nafasnya dan menatap ke arah lain.

''Ta-''

''Sekarang dengerin Mama. Coba kalian bicarain ini baik-baik, kalau kalian diam aja sampe kapan pun gak bakalan selesai. Mama udah masukkin Cici ke pesantren loh jadi Cici harus nya sudah paham dong hukumnya,''

Lauhul MahfudzkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang